DARA,PLEASE BE MY MOM (PART 18)
Part 17
18. IBU MENGETAHUINYA !
Selesai menonton, Miko mengantar Dara dan Marsya pulang. Tapi Miko tidak masuk ke apartemen,ia berkata masih ada urusan, ia menurunkan Dara dan Marsya di lobi lalu pergi.
18. IBU MENGETAHUINYA !
Setelah makan sate, mereka pergi
menonton sebuah film, Miko sengaja mengajak mereka kesana. Ia ingat saat Dara
dan Marsya menonton bersama Rifky. Saat itu ia merasa iri, karena itu, sekarang
ia mengajak mereka berdua kebioskop. Marsya dan Dara memesan tiket, sementara
Miko membeli popcorn dan minuman. Film sudah mulai, Dara dan Marsya masuk
terlebih dahulu, 10 menit kemudian Miko baru masuk ke dalam.
Marsya duduk di tengah antara Dara
dan Miko. Ia juga memegang Popcorn, hingga Dara dan Miko bergantian
mengambilnya pada Marsya. Saat tangan mereka bersentuhan saat mengambil popcorn,
Miko dan Dara serentak menarik tangan masing-masing, Marsya tersenyum.
Selesai menonton, Miko mengantar Dara dan Marsya pulang. Tapi Miko tidak masuk ke apartemen,ia berkata masih ada urusan, ia menurunkan Dara dan Marsya di lobi lalu pergi.
Arin yang sedang berada di kafe
bersama Rifky melihat kedatangan Dara dan Marsya.
Rifky :
Lihat apa ?
Arin :
Tidak, hanya saja aku fikir aku pernah melihat mereka berdua.
Rifky :
Oh, Dara dan si cantik Marsya
Arin :
Kamu kenal mereka ?
Rifky : Tentu saja, Dara temanku dulu waktu masih magang di klinik.
Arin :
Lalu anak itu ?
Rifky :
Dia Marsya, anak yang Dara asuh.
Arin :
Orang tuanya ?
Rifky :
Kenapa kamu begitu ingin tahu,
Arin :
Ah, tidak. Aku hanya bertanya.
Rifky :
Kalau begitu, aku akan memanggil mereka.
Arin :
Tidak perlu. Itu tidak penting. Oiya, tadi kamu bilang dulu magang di klinik,
klinik mana ?
Rifky :
Klinik Setia Putra ?
Arin :
Benarkah ? Aku praktek disana sekarang ?
Rifky :
Kamu praktek di klinik, tidak dirumah sakit ?
Arin :
Ya, aku memilih klinik itu. Terlalu banyak yang masuk rumah sakit, menurutku
berada di klinik lebih cocok untukku.
Dara dan Marsya keluar dari lift, namun
ternyata di depan apartemen ibu Miko sudah menunggu. Dara mencoba bersikap
tenang dan seolah-olah ia tidak kenal dengan ibu Miko. Tapi bagaimana ? Ibu
miko kemarin datang ke apartemen, dan sekarang ia tidak mungkin masuk ke
apartemen itu. Dara berbalik dan memijit tombol lift lagi. Tapi terlambat, Ibu
Miko memanggil mereka.
Ibu :
Berhenti !
Ibu menghampiri mereka,
Ibu :
Siapa kau ?
Dara :
Maaf, nyonya memanggil saya ?
Ibu :
Jangan pura-pura tidak tahu. Masuk kedalam dan ceritakan semuanya.
Dara tidak bisa lagi berkelit, apalagi
Marsya lebih dulu lari ke apartemen.
Dara :
Baik.
Dara duduk dan Marsya ia suruh masuk
kamar terlebih dulu.
Ibu :
Aku akan langsung saja, siapa kau dan apa hubunganmu dengan anakku ?!
Dara :
Saya teman Miko,nama saya Dara.
Ibu :
Kenapa kau ada disini ?
Dara :
Saya menyewa apartemen untuk beberapa bulan.
Ibu :
Benarkah ? Menyewa apartemen sampai pemiliknya menginap disini ? Kau fikir aku
percaya omong kosongmu?
Dara :
Benar,kemarin dia hanya menginap karena satu alasan. Tidak ada yang lain.
Tiba-tiba Marsya memanggil Dara
Marsya : Dara, aku lapar. Tadi kenapa
kamu tidak minta makanan pada ayah.
Dara :
Marsya, nanti aku buatkan. Sekarang kamu masuk dulu yah. Dara ada tamu.
Ibu :
Siapa anak itu ? anakmu ?!
Dara :
Dia anak yang saya asuh.
Ibu :
Anak yang kau asuh ? lalu dimana orang tuanya ?
Dara :
Orangtuanya tidak ada disini. Mereka mempercayakan saya untuk merawatnya.
Ibu :
Kau menikah ?
Dara :
Pernah, tapi sekarang tidak lagi.
Ibu :
Mana no telponmu ? Aku harus punya karena kamu menempati apartemen anak saya.
Dara mencari secarik kertas dan
menuliskan no ponselnya.
Ibu :
Baiklah, sekarang cukup sampai disini. Aku akan menghubungimu nanti.
Dara :
Baik nyonya.
Dara merasa lega setelah ibu Miko
pergi. Dia sangat merasa tegang tadi, hampir saja dia tidak bisa menjawab
pertanyaan Ibu Miko. Dara segera mengambil ponsel dan menelpon Miko.
Miko :
Ada apa ?
Dara :
Ibumu barusaja datang kesini.
Miko :
Untuk apa ?
Dara :
Menginterogasi.
Miko :
Interogasi ? Lalu apa saja yang ibu katakan.
Dara :
Dia tanya, siapa aku, Marsya dan apa hubungannya denganmu.
Miko :
Jawabanmu ?
Dara :
Seperti kemarin, aku temanmu dan menyewa di apartemenmu, lalu Marsya adalah
anak yang aku asuh.
Miko :
Baiklah. Aku sibuk, nanti aku telpon lagi.
Miko menutup telponnya, Ibu pasti
tahu ini semua dari Arin. Ia pun menelpon Arin,
Arin :
Ada apa bang ?
Miko :
Kamu bilang ke ibu ada perempuan di apartemen ?
Arin :
Ngga, emang kenapa ?
Miko :
Gapapa, jangan sampai ibu tahu. Sudah dulu abang lagi sibuk.
Arin masih berada di kafe bersama
Rifky. Apa mungkin Ibu tahu tentang perempuan itu ? Tapi darimana dia tahu. Arin
tidak pernah mengatakannya. Tiba-tiba Arin melihat ibunya keluar dari lift.
Barusaja Miko menelponnya dan tentang ibu yang tahu perempuan yang tinggal di
apartemen. Itu berarti Ibu sudah bertemu dengan perempuan itu. Arin menutup
mukanya dengan tas, ia tidak ingin ibu melihat ada Arin disini lalu
mencurigainya juga.
Rifky :
Ada apa ?
Arin :
Tidak apa-apa.
Rifky melihat kesekeliling. Ia tidak
melihat Dara, ataupun Marsya. Lalu untuk siapa Arin bersembunyi lagi.
Rifky :
Sepertinya kamu cukup mengenal banyak orang di apartemen ini ?
Arin :
Tidak juga. Hanya kebetulan saja. Udah hampir magrib. Sebaiknya aku pulang.
Hari ini aku ada janji makan malam.
Rifky :
Dengan pria lain ?
Arin :
Ya, pria yang paling aku sayangi, ayahku. Oiya, apa kita bisa bertemu lagi lain
waktu ?
Rifky :
Tentu saja.
Arin :
Baiklah, aku akan menghubungimu lagi. Sampai nanti.
Ibu menelpon Ismi dan mengajaknya
untuk bertemu. Satu jam lagi mereka akan bertemu di kafe yang tidak jauh dari
tempat tinggal Ismi. Satu jam kemudian, Ibu sampai di kafe yang telah di sepakati.
Ismi sudah menunggunya.
Ismi :
Apa kabar bu ? Mau saya pesankan minum ?
Ibu :
Silahkan, orang juice saja. Kamu sendiri bagaimana kabarnya ?
Ismi :
Saya juga baik.
Ibu :
Ibu akan langsung saja, siapa perempuan yang tinggal di apartemen Miko ?
Ismi :
Maksud ibu ?
Ibu :
Jangan pura-pura tidak tahu. Ibu yakin Miko tidak mungkin berbuat hal diluar
sepengetahuan
kamu. Sekarang lebih baik kamu ceritakan pada ibu siapa perempuan
itu.
Ismi :
Sebenarnya . . . .
Ibu :
Katakan saja !
Ismi :
Beberapa minggu lalu ada seorang anak yang datang kerumah Miko dan mengaku
sebagai anak Miko, tapi kami tidak tahu siapa ibu dari anak itu. Sementara kami
mencari tahu darimana anak itu datang, kami menempatkan dia di apartemen untuk
sementara agar tidak terekspos media.
Ibu kaget mendengar perkataan Ismi.
Ia tidak pernah menyangka situasi akan seperti ini. Ibu juga kesal pada Dara
yang tidak menceritakan kebenaran padanya. Terlebih lagi dia adalah ibu Miko
sedangkan Dara hanya seorang pengasuh.
Ibu :
Kamu berani sekali tidak memberitahu ibu untuk masalah ini ? Ibu mengijinkan
Miko menjadi seorang artis karena ada kamu dibelakangnya. Kamu tahu, selama ini
ibu sangat mempercayai kamu, disamping kamu bisa menghadapi Miko, kamu juga
bisa membuat ibu bisa terus memantau Miko. Tapi sekarang apa ? Kamu
menyembunyikan masalah sebesar ini. Ibu kecewa.
Ismi :
Maafkan saya Bu. Saya benar-benar tidak bermaksud untuk tidak menghargai ibu.
Saya hanya tidak ingin mengkhawatirkan semua ibu. Karena saya fikir, hal ini
akan bisa teratasi jika saya menemukan siapa yang mengirim anak itu pada kami
dan juga apa motifnya. Hingga pada akhirnya semua akan baik-baik saja.
Ibu :
Tapi kenyataannya ?
Ismi :
Saya benar-benar minta maaf.
Ibu :
Jangan sampai Miko tahu ibu menemuimu hari ini. Dan anak itu, jangan melakukan
apa-apa juga padanya. Lakukan saja apa seperti yang kamu rencanakan semula.
Ibu pergi meninggalkan Ismi. Ia mulai
berfikir siapa ibu dari anak itu. Ingatan Ibu kembali pada 7 tahun yang lalu.
Seorang gadis datang kerumahnya. Ia mengaku telah hamil anak Miko. Ibu sama
sekali tidak mempercayai perkataan gadis itu, disamping itu, Miko juga sedang
kuliah dan ibu tidak ingin kehadiran gadis itu mengganggu kuliahnya. Ibu
memberikan sejumlah uang pada perempuan itu dan menyuruhnya untuk tidak
menganggu Miko. Tidak ada bukti bahwa bayi dalam kandungan itu adalah anak
Miko. Karena itu jika perempuan itu berani datang kerumahnya, mengganggu Miko
ataupun orang lain yang berhubungan dengan Miko, ibu bisa menjamin kehidupan
gadis itu tidak akan tenang. flash back end.
Marsya dan Dara baru saja selesai
makan malam. Dan sekarang mereka kembali diam berdua di balkon.
Marsya : Dara, aku merindukan nenek.
Dara :
Nenek ?
Marsya :Ya, aku ingin menemuinya.
Dara :
Tapi kita tidak tahu dimana rumah lamamu.
Marsya : Sebenarnya tadi aku lihat
gang rumahku.
Dara :
Benarkah ? Kalau gitu aku harus menelpon ayahmu dan pergi kesana bersama dia.
Marsya : Tidak mau. Kalau ayah pergi
bersama kita, aku pasti tidak akan diajak lagi kesini.
Dara :
Kenapa kamu tidak ingin tinggal bersama nenekmu ?
Marsya : Aku bukan tidak ingin
tinggal disana. Tapi jika aku tetap disana, kasihan nenek, dia tidak bekerja
dan harus membiayai sekolahku. Karena itu agar aku bisa sekolah, aku harus
tinggal bersama ayah. Nenek berjanji akan mengunjungiku, tapi sampai sekarang
dia belum datang.
Dara :
Kalo gitu, kita ajak ayah untuk mengunjungi nenek. Dia sayang Marsya dan pasti
tidak akan meninggalkan Marsya disana.
Marsya : Kalau kamu memaksa aku untuk
pergi dengan ayah, aku tidak akan pergi.
Dara :
Baiklah. Besok kita kesana berdua saja.
Ismi masih memikirkan perkataan ibu
yang memarahinya. Siapa yang sudah memberitahu ibu tentang perempuan itu. Yang
tahu masalah ini hanya dia, Miko dan Dara. Miko tidak mungkin memberitahu
ibunya, begitu juga Dara, ia tidak mengenal ibu Miko. Jadi tidak mungkin Dara
yang memberitahunya. Apa mungkin ibu mendatangi apartemen ? Ismi harus
menanyakan langsung pada Dara, ia juga harus segera menemukan dari mana Marsya
berasal, dengan begitu masalah setidaknya bisa sedikit teratasi dan juga Dara
tidak akan berhubungan lagi dengan Miko.
Ismi mencoba menelpon Dara untuk
menanyakan apakah ibu datang ke apartemen atau tidak. Tapi tiba-tiba Miko
datang ke rumah. Ismi kaget dan spontan menyimpan ponselnya tanpa menutup
panggilan yang belum terjawab oleh Dara.
Ismi :
Ada apa ?
Miko :
Ibu tahu tentang Dara.
Ismi :
Tahu dari mana ?
Miko :
Tadi Dara menelpon.
Ismi kesal pada Dara, ibu bisa
kembali menyalahkannya jika Miko tahu. Dan itu akan membuat ibu Miko semakin
tidak menyukainya.
Ismi :
Kita harus cepat mencari tahu rumah neneknya. Setidaknya itu bisa membuat
masalah sedikit terbuka. Lo udah dapet info lain ?
Miko :
Gue lagi cari tahu kedai sate langganan Marsya. Semoga itu bisa jadi petunjuk
kita.
Ismi :
Bagus, kita harus secepatnya cari tahu. Semakin lama keadaan akan semakin
rumit.
Dara segera menutup telpon. Ia
mendengar percakapan antara Ismi dan Miko. Ia tidak percaya dengan apa yang ia
dengar,selama ini ia sudah percaya pada Miko. Tapi ternyata Miko masih sama, ia
benar-benar tidak bisa menerima Marsya. Dara benar-benar kecewa. Ia melihat
Marsya yang sedang terlelap. Anak ini begitu lucu dan cantik, bagaimana mungkin
Miko masih tidak bisa menerimanya. Ditambah lagi mereka juga sudah melewati
banyak waktu bersama.
Sementara itu perbincanga Miko dan
Ismi masih berlanjut.
Miko :
Dulu gue juga mikir bahwa nemuin neneknya akan membuat masalah teratasi, tapi sekarang
tidak.
Meskipun kita menemukan siapa neneknya, dia tetap anak gue, darah daging
gue. Gue udah mulai sayang sama dia dan ga bisa jika harus ninggalin dia.
Ismi :
Tapi resikonya sangat besar jika lo terus ngerawat dia. Lagipula kita tidak
bisa terus ngandelin
Dara, dia ceroboh, dan sudah berani mengatakan ini pada
ibumu.
Miko :
Dia tidak salah, dan lo ga berhak nyalahin dia. Semuanya diluar kendali Dara.
Ismi :
Gue bukan nyalahin Dara, Cuma emang dia ceroboh. Kenapa lo jadi belain dia ? Lo suka sama dia ?
Miko :
Suka, ga mungkin lah. Mustahil gue suka sama perempuan itu,udah ga usah bahas
dia. Gue akan coba temuin keluarga gue dan ceritain semuanya. Ibu emang berhak
tahu, dan apapun yang terjadi setelah ini, itu udah jadi resiko gue.
Part 19
Part 19
Comments
Post a Comment