DARA,PLEASE BE MY MOM (PART 2)
Setelah perceraiannya selesai, Dara
pulang kerumah ibunya. Kini ia kembali tinggal berdua bersama ibunya. Ibu Dara
berjualan kue di pasar, meskipun hasilnya tidak seberapa, tapi itu cukup jika
hanya untuk biaya hidup sendiri. Dara sudah berkali-kali melarang ibunya
bekerja karena ia yang akan membiayai ibunya, namun ibunya menolak dengan
alasan Dara sudah menikah dan lebih baik memikirkan masa depan keluarganya
daripada harus membuang uang untuk ibunya. Meskipun ibu melarang Dara mengirim
uang padanya, tapi Dara tetap keras kepala dengan mentransfer setengah uang
gajinya ke rekening ibu. Ibu awalnya menolak, tapi melihat betapa keras
kepalanya Dara, ibu menerima dan uang itu ia pakai untuk membeli jongko
dagangan di pasar sehingga sekarang ibu tidak lagi berjualan sebagai pkl.
3 bulan setelah perceraian Dara,
tidak banyak yang Dara lakukan, ia masih tidak percaya dengan kenyataan yang
terjadi padanya, dan kesedihannya itu membuat penampilan Dara berubah, ia tidak
serapi dulu, ia tidak lagi merawat diri, baik itu rambut ataupun badannya. Pekerjaannya
hanya makan dan tidur, jarang keluar rumah dan mengisi waktu dengan menonton
tv. Hal itu membuat ibu selalu kesal setiap harinya pada Dara. Jam 10 siang
Dara baru bangun tidur, ia memang selalu bangun siang karena ia tidak pernah
tidur nyenyak ketika malam hari. Dara pergi ke dapur mencari makanan, tapi
semuanya kosong, tidak ada nasi, kulkas hanya berisi air tanpa sayuran atau buah
yang bisa dimakan, begitu pula dengan meja makan yang bersih tanpa satu piring
pun. Dara pergi ke kamar untuk mencari uang kecil di lacinya, tapi tidak ada
selembar uang pun disana. Dara tahu ini adalah pekerjaan ibunya, ia pun
mengingat pertengkaran semalam dengan ibunya.
Ibu :
Sampai kapan kamu akan bersikap seperti ini ? Kamu bukan lagi seorang gadis
yang meskipun tidak merawat diri seperti mereka yang masih muda yang selalu
terlihat cantik. Kamu ini sekarang seorang janda berusia 30 tahun,sudah tidak
cantik dan tidak muda, bagaimana bisa bersikap kekanak-kanakan seperti ini!
Dara :
Ibu, sudahlah jangan mengangguku, aku merasa lebih baik jika seperti ini, tidak
ada yang akan peduli dengan penampilanku. Aku ini hanya buangan yang dibuang
dari semua tempat. Jadi untuk apa aku merawat diri jika pada kenyataannya semua
orang menganggapku sampah !
Ibu :
Dara ! hentikan omong kosong mu itu, sadarlah , hidupmu terlalu berharga untuk
kau sia-siakan !!
Dara :
Benarkah ? lalu bagaimana dengan ibu, ibu mengorbankan masa muda ibu hanya
untuk seorang koruptor, dan sekarang ibu kembali mengorbankan masa tua ibu
dengan menjual kue dipasar. Tempat tinggal kita sudah kotor dan kumuh, apakah
itu tidak cukup sampai ibu harus menghabiskan waktu seharian ditempat yang lebih
kotor lagi !
Ibu tidak terima dengan perkataan
Dara lalu menampar Dara
Ibu :
Kata-katamu sungguh kasar. Kamu tahu, jika ibu tidak menikah dengan ayahmu, kamu
tidak akan ada disini !
Dara :
Yah, mungkin lebih baik jika aku tidak pernah lahir, karena kehidupanku hanya
berisi dengan hal yang tidak berguna dan sia-sia.
Dara akan ke kamarnya dengan muka
merah bekas tamparan ibunya, namun tangan ibu menahan Dara.
Ibu :
Dengar, pasar tidaklah sekotor seperti yang kau fikirkan. Belajarlah untuk
bersyukur dan berhenti bermetamorfosis menjadi sampah seutuhnya !
Dara tidak menjawab dan melepaskan
tangannya dari cengkraman ibu, lalu pergi kekamar.
Dan karena kejadian malam itu, hari
ini Dara terpaksa berpuasa sampai ibunya pulang karena ia tidak bisa medapatkan
makanan. Tiba-tiba perutnya sakit, lalu Dara sadar ini adalah jadwalnya tamu
bulanan. Jam 3 sore ibu pulang dari pasar, dan ia kaget saat mendapati Dara
tergeletak diruang tamu. Dara pingsan, ia terlalu lemas karena tidak makan dari
semalam, ditambah lagi ini adalah hari menstruasi pertama dimana ia selalu
lemas dan sakit perut.
Setelah ibu menempelkan minyak angin
pada hidung Dara, Dara siuman. Ia melihat ibu berada disampingnya. Raut muka
ibu seperti marah, walaupun sebenarnya ia sangat khawatir dengan Dara. Meskipun
ia juga kesal dengan sikap Dara semalam yang sudah keterlaluan.
Ibu :
Mulai sekarang, jika kamu tidak bekerja, kamu tidak bisa makan. Makanan yang kamu
makan itu berasal dari tempat yang kamu anggap kotor, jadi tidak sepantasnya kamu
memakan itu semua ! lagi pula, setau ibu, sampah tidak pernah membutuhkan
makanan.
Dara tidak menjawab perkataan ibu,
ibu kemudian pergi meninggalkan Dara dari kamarnya. Dara melihat di meja
kamarnya ada makanan, lengkap dengan minum dan buah. Meskipun ibu sangat marah
dengan Dara, tapi ia sangat menyayangi Dara,karena itu sepulang dari pasar, ia
membeli makanan untuk Dara. Dara memang menyesal dengan perkataannya semalam.
Ia tidak seharusnya menyakiti perasaan ibunya. Dara menangis menyesali nasibnya
yang sungguh tidak beruntung. Ia benar-benar merasa menjadi sampah kali ini.
Esok paginya Dara pergi mengurus
lamaran kerja, setelah itu ia berkeliling Jakarta berharap bisa mendapatkan
pekerjaan. Dara sudah berfikir sejak malam bahwa ia memang harus berubah. Ia
harus belajar untuk menyayangi dirinya sendiri, karena itu Ia sekarang akan
kembali mencari pekerjaan agar bisa melanjutkan hidupnya.
2 minggu berlalu, Dara belum juga
mendapatkan satu pekerjaan pun, ia yang hanya lulusan SMA ditambah lagi usianya
tidak muda membuatnya sangat sulit mencari pekerjaan. Dara sampai di depan sebuah
restoran,terfikir oleh Dara untuk melamar di restoran tersebut, namun tiba-tiba
perutnya sakit, menstruasi Dara sejak 2 minggu lalu belum berhenti dan semenjak
itu perutnya selalu sakit. Dara oleng dan hampir pingsan, tiba-tiba dari dalam
restoran datang seseorang memanggilnya. Ternyata dia Cika, teman SMA Dara, ia
melihat Dara dari dalam restoran, karena itu ia menghampiri Dara. Melihat
kondisi Dara yang seperti kurang baik, Cika mengajak Dara masuk kedalam. Mengetahui
Cika bekerja disana, Dara mengurungkan niatnya untuk menanyakan pekerjaan di
restoran tersebut, ia tidak mungkin mengaku bahwa ia seorang pengangguran dan
janda.
Mereka mengobrol menanyakan kabar
masing-masing. Dara tidak menceritakan apa yang terjadi padanya sekarang. Ia memang
tidak pernah terbuka dengan teman SMAnya karena jika dengan teman SMAnya, ia
selalu ingat masalalu dimana ia di ejek dan di bully . Karena itu ia memilih
diam dan merahasiakan keadaannya.
Cika :
Dar, muka lo pucat banget. Lo lagi sakit ?
Dara :
Ga papa, cuma sakit perut aja, biasa lah lagi dapet. Sejak 2 minggu yang lalu
gue menstruasi dan selalu sakit kaya gini.
Cika :
Emang selalu kaya gitu kalo dapet ya ?
Dara :
Ngga sih, baru kali ini. Biasanya kalo sakit perut cuma hari pertama sama
kedua.
Cika :
Eh, bentar-bentar. Tadi lo bilang lo mens udah 2 minggu dan perut lo sakit
terus. Udah diperiksa ke dokter belum ?
Dara :
Belum
Cika :
Coba deh lo cek dulu ke dokter. Karena temen gue juga ada yang kaya gitu dan
ternyata di rahimnya ada penyakit, gue lupa sih apa nama penyakitnya, yang
pasti itu bahaya kalo dibiarin aja.
Dara :
Serius ? ya udah ntar pulang dari sini gue cek ke dokter, tapi kayanya ga ada
yang bahaya, mungkin ini karena gue terlalu cape aja. By the way gue balik
sekarang yah , ga enak ganggu waktu kerja lo !
Cika :
Gapapa kali Dar, santai aja, lagian jam segini bukan jam makan, jadi restoran
masih sepi.
Dara :
Ya tetap aja lo kan lagi kerja, yaudah gue balik ya, bye. Oiya , berapa
nih minumannya ?
Cika :
Ga usah, biar gue yang bayar. Eh nomor hp lo berapa ? biar kita bisa tetep
komunikasi.
Dara sebenarnya malas untuk berbagi
nomor, ia tidak ingin banyak berkomunikasi karena takut orang lain mengetahui
keadaannya. Tapi ia juga tidak punya alasan menolak permintaan Cika , ia pun terpaksa memberikan nomornya pada
Cika.
Dara akhirnya menurut pada saran Cika
untuk memeriksa kesehatannya, dan ternyata setelah diperiksa ,Dara harus
menerima satu kenyataan pahit lagi. Ia ternyata terkena Kista dan harus
dioperasi untuk pengangkatan kista dengan biaya sekitar 20juta. Kondisi Dara
semakin diperparah dengan Dara yang stress dan terlalu lelah, Dokter pun
menyarankan ia untuk tidak terlalu lelah dan banyak fikiran agar kondisinya
bisa tetap stabil.
Kali ini Dara benar-benar tidak tahan
dengan beban yang ia tanggung. Dipecat dari pekerjaan, diceraikan suami,
menganggur dan sekarang harus di operasi. Dara bingung apa yang harus ia
lakukan. Ia mengendarai motornya dengan fikiran kosong. Jika ia ingin hidup, ia
harus segera mencari uang untuk operasinya. Tapi fikiran Dara tidak ke arah
sana, ia merasa hidupnya tidak berguna dan tidak harus ia perjuangkan.
Dilain tempat, Miko, seorang actor
yang sedang naik daun berusia 27 tahun, ia mengendarai mobilnya dengan
kecepatan tinggi. Ponselnya berbunyi, ia melihat yang menelpon adalah
Ismi,managernya. Miko sedang bertengkar dengan Ismi karena ia tidak menyetujui
untuk bermain sebuah film tapi Ismi sudah menandatangani kontrak tanpa sepengetahuannya.
Ponselnya terus berbunyi tapi hingga Miko akhirnya kesal, ia terpaksa
mengangkatnya.
Miko :
Ada apa lagi ? bukankah pendapatku tidak penting untuk hal seperti ini,
silahkan tanda tangan kontrak sebanyak yang kamu mau, karena aku tidak akan
sekalipun menyetujuinya.
Miko menutup dan dan melemparkan
ponselnya pada jok disebelahnya.
Sementara itu, Dara berhenti di
jembatan dan memarkirkan motornya di pinggir jalan. Ia melihat sungai dibawah
jembatan sementara fikirannya masih bingung. Dara merasa kesal dengan nasib
yang dialaminya, hingga terfikir olehnya, haruskan ia mati sekarang. Kalaupun
ia mati, tidak ada yang akan merasa kehilangan. Ia tidak punya teman dekat,
sahabat apalagi kekasih. Ia menampar diri untuk menyadarkan fikirannya. Ia
tidak boleh bunuh diri, ibunya akan sendirian jika ia mati sekarang. Tapi
meskipun fikiran Dara memikirkan ibunya, ia kembali berfikir kalaupun ia hidup,
ia tetap akan jadi beban bagi ibunya. Hidup sebagai orang berpenyakit tidaklah
gampang.
Miko berusaha meraih ponsel yang ia
lemparkan ke jok di sebelahnya, tapi sayang mobil yang berada dalam kecepatan
tinggi itu oleng dan BRUKKKKKKKKKKKKKKKKK
Dara akan menceburkan diri, tiba-tiba
sebuah mobil sport menabrak motornya hingga motornya terguling. Dara yang akan
menceburkan diri turun dari pinggir jembatan dan memarahi pengemudi mobil
tersebut. Sialnya pengemudi mobil tersebut melarikan diri. Dara mendirikan
motornya untuk mengejar pengendara mobil tersebut. Dan ia kembali terkena sial,
motornya tidak menyala karena banyak mengalami kerusakan. Ia yang semula akan
bunuh diri menjadi marah. Dara berteriak-teriak di pinggir jalan memaki
pengendara mobil tersebut.
Sambil menangis ia pun memunguti
serpihan motor yang berserakahan dibawah. Dara memang bukan menangis karena
motornya rusak, ia menangis karena untuk matipun, tuhan tidak mengijinkannya. Setelah
itu, ia terpaksa mendorong motornya hingga bengkel terdekat. Bengkel yang ia kira
dekat ternyata cukup jauh. Sesampainya disana, ia langsung duduk di kursi
bengkel karena terlalu lelah mendorong motor dengan jarak yang cukup jauh. Menurut
montir bengkel, motor Dara banyak mengalami kerusakan dan jika diperbaiki biayanya sekitar 3 juta.
Dara tidak percaya jika motornya
mengalami kerusakan yang begitu parah. Ia tidak punya uang untuk membayar biaya
motor tersebut. Si montir pun menawar akan membeli motor Dara jika Dara tidak
ada uang untuk memperbaikinya. Setelah berfikir keras, akhirnya Dara
menyetujuinya. Dan motor itupun terjual dengan harga 4juta.
Miko diam masih kesal dikamarnya
menonton tv, tidak jelas apa yang ditontonnya karena dari tadi tangannya tidak
berhenti memencet remote memindahkan saluran tv. Miko biasanya selalu setuju
untuk memerenkan setiap film yang ditawarkan padanya, tapi kali ini ia menolak
karena ia harus berperan sebagai seorang Gay. Ia takut perannya tersebut bisa
mencoreng nama baiknya dan malah membuatnya terlihat seperti Gay. Tiba-tiba
Miko ingat dengan kejadian tadi siang, ia menabrak sebuah motor namun karena ia
sedang marah dan malas berbicara pada orang lain, ia lari dan tidak bertanggung
jawab dengan sikapnya. Ia pergi ke garasi untuk melihat keadaan mobilnya. Ia
bersyukur mobilnya tidak banyak mengalami kerusakan, hanya sedikit lecet dan
itu bisa dengan mudah diperbaiki. Miko sama sekali tidak merasa bersalah sudah
menabrak lari motor seseorang.
Malam ini Dara menangis, ibunya
mendengar tangisan Dara lalu menghampiri Dara. Tidak kuat menahan bebannya
sendiri, Dara mengungkapkan kekesalannya pada ibu namun tidak dengan
penyakitnya. Ibu yang biasanya pemarah, melihat nasib anaknya menyedihkan hanya
bisa mengelus kepala Dara. Ia pun menyuruh Dara tidak perlu berpura-pura kuat
jika Dara tidak kuat. Karena ia masih mempunyai ibu yang akan selalu ada
untuknya. Ibupun menyuruh Dara mulai besok untuk ikut dengannya kepasar. Namun Dara
menolak dan akan tetap mencari pekerjaan.
Pagi ini Dara sarapan tidak semangat.
Ia benar-benar banyak fikiran sekarang, dokter menyuruhnya untuk tidak stress,
tapi ia tidak bisa karena masalahnya selalu bertambah. Dara menyalakan tv dan
melihat siaran infotainment. Dalam acara itu, Dara menonton wawancara Mike,
artis terkenal yang sedang naik daun berkat film-filmnya yang sukses dipasaran.
Saat itu Mike sedang memperbaiki mobilnya karena ia mengaku kemarin ia ditabrak
pengendara motor yang tidak bertanggungjawab. Betapa kagetnya Dara ketika
melihat mobil Mike adalah mobil yang kemarin menabrak motornya. Ia yakin itu
adalah mobil Mike, karena mobil Mike sudah dimodifikasi tidak seperti standar
keluaran pabrik. Dara kesal dengan pengakuan Mike, jelas-jelas Mike yang
menabrak motornya, kini didepan wartawan, ia memutar balikan fakta. Dara pun
mematikan tv agar kemarahannya tidak bertambah.
Di kamar, Dara melihat uang penjualan
motornya, hanya 4 juta, ia juga melihat tabungannya yang tinggal 7 juta. Ia
masih butuh 9 juta lagi agar bisa dioperasi. Ia menyesal dulu saat bercerai
terlalu menjaga harga dirinya dan tidak menuntut harta gono gini pada Anton.
Hari ini Dara kembali pulang kerumah
dengan tangan kosong, tidak ada satu pekerjaanpun yang berhasil ia dapatkan. Ibu
kembali memarahi Dara karena tidak menurut untuk membantunya dipasar. Karena
Dara lelah dan tidak ingin bertengkar dengan ibunya, ia akhirnya menurut.
Di pasar, Dara tidak menyangka
orang-orang bersikap ramah padanya, entah mereka tidak tahu atau tidak
memperdulikan siapa ayah Dara, mereka bercanda bebas satu sama lain. Disitu,
Dara juga melihat ibunya tertawa lepas, sekarang ia mengerti mengapa ibunya
tidak menurut ketika Dara menyuruh berhenti berdagang. Ditengah pahit nasib
yang dialaminya, Dara merasa bahagia melihat ibunya tertawa tanpa beban seperti
sekarang. Baru seminggu Dara membantu ibunya berjualan dipasar, tapi kini ia
sudah terbiasa bangun jam 3 pagi dan meracik kue untuk dijual.
Hari ini Dara tidak berjualan karena
kemarin Cika menelponnya untuk mengundang Dara ke acara reuni bersama teman SMA
lainnya. Dara sebenarnya malas untuk ikut reuni, tapi Cika memaksa. Cika merasa
curiga mengapa Dara sangat tidak ingin bertemu kawan SMAnya, dan kecurigaan
Cika membuat Dara tidak bisa menolak undangan karena Ia tidak mau teman yang
lainnya memikirkan hal buruk tentang dirinya.
Seperti yang Dara duga, reuni
sebenarnya hanyalah alasan, karena hal yang terjadi sebenarnya hanya pamer
kekayaan. Dara juga bertemu dengan Kristin, teman SMA sekaligus saingannya
dikelas. Kristin selalu iri dengan Dara karena Dara selalu mendapat ranking 1,
sementara Kristin berada diperingkat ke 2. Kristin juga adalah teman yang
paling bersemangat membuli Dara ketika tahu ayah Dara koruptor, namun itu sama
sekali tidak membuat Kristin bisa mengalahkan prestasi Dara, karena itulah
sampai lulus ujianpun Dara tidak pernah akur dengan Kristin.
Kristin tahu Dara belum punya anak,
dan suami Dara hanya seorang PNS, karena itu Kristin datang ke reuni bersama
anaknya, ia juga menyombongkan suaminya yang seorang sutradara. Dara berusaha
menyembunyikan kekesalannya. Dan Kristin semakin pamer saja, didepan teman yang
lain, Ia mengundang Dara untuk datang ke pesta ulang tahun anaknya minggu
depan. Dara tentu saja tidak bisa menolak, Ia tidak ingin dianggap minder
karena tidak ingin dianggap kalah oleh Kristin.
Banyak hal berharga yang aku temui beberapa hari ini, aku bersyukur tuhan tidak mengijinkan aku mati karena aku bisa melihat senyum ibuku yang tulus. Dan itu membuat semangatku bertambah. Aku harus tetap hidup agar bisa tetap melihat senyum ibu yang sangat jarang aku lihat setelah kepergian Ayah. Meski keputusan untuk tetap hidup membuatku harus berjuang melawan semua yang akan terjadi padaku esok hari
Part 3
Comments
Post a Comment