DARA,PLEASE BE MY MOM (PART 9)
Part 8
9.
PERASAAN ANEH
Miko sedang diperjalanan menuju
apartemen, ia ingin mengambil beberapa helai rambut Marsya untuk di lakukan tes
DNA dengan rambut Sesil. Namun sesampainya ia disana, ia kaget melihat seorang
pria sedang makan bersama Dara dan Marsya. Miko langsung marah pada Dara yang
memasukan pria tanpa seijinnya namun Dara segera membawa Miko keluar apartemen
untuk meredam kemarahan Miko.
Miko :
Apa kamu gila ? bisa-bisanya memasukan seorang pria kedalam apartemenku !
Miko :
Aku tidak peduli apa hubunganmu dengan pria itu, yang aku pedulikan adalah
untuk apa dia masuk ke apartemenku !
Dara :
Kamu tahan dulu emosi kamu, apa kamu mau pria itu, maksudku Rifky curiga
tentang kemarahanmu disini ?
Miko :
Maksudmu ?
Dara :
Bukankah kamu mengatakan jika tidak boleh ada yang tahu bahwa Marsya itu anak
kamu, jika kamu marah sekarang dan mengusir Rifky, dia akan curiga dan bertanya
apa hubungan kamu dengan aku dan Marsya.
Miko diam menahan kemarahannya. Tapi
Dara benar juga, jika ia memarahi dan mengusir Rifky, maka Rifky akan curiga.
Miko :
Tapi tetap saja, kamu tidak bisa seenaknya memasukan pria ke dalam apartemen.
Itu sama saja mengundang masalah.
Dara :
Yaa ! dia itu temanku, lagipula aku tidak akan mengundang masalah jika kamu
tidak datang kesini. Lagipula bukankah kamu sendiri yang mengatakan sangat
sibuk dan tidak akan sering datang kesini
Miko :
Tapi bukan berarti kamu bebas memasukan pria !
Dara :
Ya sudah, aku minta maaf. Lain kali aku tidak akan memasukan orang lain lagi.
Sekarang kamu ada perlu apa kesini ?
Miko :
Aku perlu bertemu Marsya
Dara :
Ada apa ?
Miko :
Bukan urusanmu !
Dara :
Tentu saja jadi urusanku, karena Dara aku yang mengurusnya. Dan jika kamu ada
perlu dengan dia, setidaknya aku harus tau
Miko :
Kamu fikir kamu ini siapa bisa bicara seperti itu !
Dara :
Meskipun aku tidak ada hubungan darah dengan Marsya, tapi setidaknya aku peduli
dengan dia dibanding ayahnya sendiri!
Miko :
KAU !!! Baiklah . aku perlu beberapa helai rambut Marsya, aku fikir aku sudah
menemukan siapa ibunya !
Dara :
Apa kamu bilang ? sepertinya kamu benar-benar tidak tau sedikitpun tentang
Marsya. Aku tidak akan mengijinkanmu untuk mengambil sehelai pun rambut Marsya.
sekarang lebih baik pergi dari sini jika niatmu hanya untuk membuat Marsya
pergi dari kehidupanmu !
Dara meninggalkan Miko diluar
apartemen, lalu mengunci apartemen dari dalam. ia yang smeula ingin meredam
kemarahan Miko menjadi berbalik marah mengetahui keperluan Miko datang kesini. Miko
berusaha membuka pintu apartemen, tapi ia tidak bisa karena ternyata Dara sudah
memasang selot sehingga tidak akan ada yang bisa masuk ke apartemen tanpa
seijinnya termasuk Miko.
Rifky :
Bukankah tadi itu Miko Iskandar ?
Dara gelagapan menjawab pertanyaan
Rifky,
Dara :
I . . Iya benar, itu memang artis itu.
Rifky :
Ada apa dia datang kesini ? apa kamu mengenal dia ?
Dara :
Tidak, aku tidak mengenalnya. Sepertinya dia salah masuk apartemen. Lagipula
mana mungkin aku bisa kenal dengan artis seperti dia. Yasudah, silahkan
lanjutkan lagi makannya.
Rifky memang tidak sepenuhnya percaya
dengan alasan Dara, karena tidak mungkin jika seorang Miko salah masuk
apartemen orang lain. Tapi ia juga tidak ingin terlalu ikut campur karena ia
merasa itu akan membuat Dara tidak nyaman
Miko pulang dengan perasaan kesal,
bagaimana mungkin Dara yang hanya seorang pengasuh bisa berbuat seperti itu
pada dirinya. Miko memberhentikan mobilnya di pinggir jalan, ia kesal dan tidak
habis fikir pada Dara, ia memukul setir mobil karena kemarahannya. Tapi Miko
juga merasa sedikit aneh, mengapa ia hanya diam diperlakukan seperti itu oleh
Dara. Ia tidak biasanya diam di hadapan orang lain, tapi di hadapan Dara, ia
seperti merasakan perasaan aneh, ia tidak bisa melawan dan membantah Dara.
Kejadian malam itu setelah dari kantor polisi seolah menggertak dan membuat
perasaannya tak bernyali di depan Dara. Ada apa sebenarnya dengan dirinya ?
Malamnya Dara melamun sendiri di
balkon apartemen, Marsya sudah terlelap karena kekenyangan setelah makan begitu
banyak. Dara memikirkan pertengkarannya dengan Miko tadi sore. Miko
menginginkan helai rambut Marsya untuk di test, tapi dengan siapa ? bukankah
ibu Marsya sudah meninggal ? apa mungkin Miko sudah menemukan nenek Marsya dan
ingin mengembalikan Marsya pada neneknya ?
Memikirkan hal itu membuat Dara kesal
pada Miko, ia benar-benar tidak habis fikir, bisa-bisanya seorang ayah berbuat
seperti itu pada anaknya sendiri. Bukan hanya mengacuhkan Marsya, tapi ia juga
ingin menyingkirkan Marsya dari kehidupannya seolah-olah Marsya itu beban untuk
dirinya. Apa begitukah kehidupan seorang artis, dibalik image nya yang baik,
ternyata tersimpan seribu keburukan yang berusaha mereka singkirkan
bagaimanapun caranya.
Setelah semalaman berfikir keras,
Miko memutuskan untuk tetap melakukan tes DNA Marsya dan Sesil. Ia adalah ayah
dari Marsya, dan Dara sama sekali tidak punya hak untuk mencampuri urusannya.
Miko mendatangi apartemen, ia memencet bel karena tahu sudah tidak bisa lagi
membuka pintu.
Dara membuka pintu dan melihat Miko,
Dara ingin menutup pintu kembali, tapi Miko menahannya. Ia pun memaksa masuk.
Sesampainya didalam, ia mencari Marsya dan ia menemukan Marsya masih tidur.
Kemarahan Dara kemarin sudah mulai reda, ia perlahan menarik Miko dari kamar
Marsya dan mengajaknya bicara di ruang tamu.
Dara :
Sebenarnya apa yang ingin kamu lakukan dengan rambut Dara ?
Miko :
Aku fikir aku sudah menemukan ibu kandung Dara, tapi aku belum yakin karena
perempuan itu seperti menutupinya, karena itu aku ingin melakukan tes DNA untuk
memastikan hal tersebut.
Dara diam mendengar perkataan Miko. Ia
benar-benar merasa kasihan dengan Marsya, Dara ingin marah tapi ia mencoba
menahannya dan tetap berbicara secara baik-baik.
Dara :
Begini, aku fikir ada satu hal yang kamu tidak tahu tentang Marsya, anakmu. Aku
tahu kamu sangat terbebani dengan kehadirannya. Kamu tidak ingin karir kamu
yang sedang melejit hancur hanya karena seorang anak. Tapi aku mohon, ijinkan
Marsya untuk tetap di bawah pengawasanmu.
Miko :
Kamu siapa berani berkata seperti itu !!
Dara :
Miko, satu hal yang kamu belum tahu itu, Marsya kehilangan ibunya saat ia
dilahirkan. Jadi orang yang kamu kira ibu Marsya itu pasti memang bukanlah
ibunya .
Miko tidak percaya mendengar
perkataan Dara,
Miko :
Maksudmu ?
Dara :
iya, Ibunya sudah meninggal, Marsya sendiri yang mengatakan hal itu. Apa kamu
fikir anak sekecil itu akan berbohong ?
Miko :
Tidak mungkin !
Dara :
Aku fikir, itu juga yang menjadi sebab neneknya mengantarkan Marsya padamu. Kau
tahu, Marsya sekarang sudah berusia 6 tahun dan beberapa bulan lagi ia harus
mulai bersekolah. Mungkin saja nenek Marsya bukanlah orang yang mampu untuk
menyekolahkan Marsya, karena itu ia memilih untuk meninggalkan Marsya padamu
agar masa depan Marsya lebih terjamin.
Miko pulang dengan fikiran kosong,
kenyataan yang baru saja ia ketahui membuatnya sangat kecewa. Masih terdengar
suara Dara yang menjelaskan betapa malangnya nasib Marsya. Ia tidak menyangka nasib Marsya akan seburuk
itu. Ia yang selama ini merasa rugi sendiri, sama sekali tidak terfikir olehnya
bagaimana perasaan Marsya.
Saat ia memikirkan Marsya, tiba-tiba
ia teringat pada Dara. ia memikirkan awal pertemuan dengan Dara, bagaimana Dara
yang terlihat sangat menyebalkan, tapi juga sangat menyedihkan ketika di kantor
polisi dan sekarang Dara terlihat lebih bijaksana ketika mengurus Marsya.
Kepribadian Dara yang berubah-ubah membuat Miko semakin tidak mengerti pada
Dara, ditambah lagi sekarang saat Dara bersama dengan Marsya, dirinya begitu
mudah untuk menurut pada perkataan Dara seolah-olah Dara bisa mengatur apa yang
ia lakukan. Miko sudah bersama Ismi selama 4 tahun, tapi ia bisa dengan mudah
membantah Ismi sekalipun Ismi adalah managernya. Tapi mengapa tidak dengan
Dara, Ada apa sebenarnya dengan Dara ? mengapa ia begitu bisa membuat Miko
tidak bisa membantahnya ?
Part 10
Part 10
Comments
Post a Comment