DARA,PLEASE BE MY MOM (PART 14)
Part 13
Sesampainya di apartemen, Miko
menyuruh Dara istirahat.
1
14. KEMBALI MENYEBALKAN
14. KEMBALI MENYEBALKAN
Miko
membawa Dara masuk ke mobilnya lalu membawa Dara pulang. Dara tidak menolak, ia
masih memikirkan kejadian yang baru saja terjadi. Untuk pertama kalinya lagi ia
melihat Anton setelah perceraian mereka. Tidak banyak yang berubah pada Anton,
satu-satunya yang berubah adalah wanita di samping Anton. Dulu ketika ia sering
jalan-jalan, yang menggandeng Anton adalah dirinya. Tapi sekarang, wanita lain
menggantikan posisi nya. Tanpa ia sadari air matanya jatuh. Ya, Dara menangis.
Ia tidak bisa menyembunyikan kesedihannya. Miko dan Marsya juga hanya bisa
diam. Meskipun Marsya masih belum dewasa, tapi ia tahu bahwa Dara sedang sedih,
dan ia juga tidak bisa menghibur Dara. Begitu juga dengan Miko. Kekesalannya
ketika melihat Dara bersama Rifky kini berganti menjadi iba. Perasaan
bersalahnya muncul lagi karena ia merasa ia juga salah satu penyumbang
kesedihan Dara.
Miko :
Kamu istirahat saja, biar Marsya aku urus.
Dara :
Terimakasih, tapi tidak usah. Ini sudah pekerjaanku. Terimakasih juga sudah
mengantar kami. Kamu sekarang bisa langsung pulang dan beristirahat.
Miko :
Kamu ini kenapa keras kepala sekali. Aku menyuruhmu untuk istirahat dan Marsya
akan aku urus. Lagipula aku ini ayahnya, kamu tidak punya hak untuk melarang
atau mengusirku.
Dara :
Bukan maksudku seperti itu, aku hanya tidak mau menyusahkan orang lain.
Miko :
Kau anggap aku orang lain ?
Dara :
Maksudmu ?
Miko bingung dengan apa yang ia
katakan. Mengapa ia mengatakan ia bukan orang lain pada Dara.
Miko :
Maksudku, aku ini ayah Marsya, jadi bukan orang lain baginya. Mengerti ?!
Dara :
Iya aku mengerti. Tapi tunggu sebentar, tadi apa yang kamu lakukan di mall
dengan pakaian seperti ini ? Apa kamu mengikuti kami ?
Miko :
A . . Aku tadi ada urusan. Untuk apa mengikuti kalian, buang-buang waktu saja.
Dara :
Lalu sekarang apa urusanmu sudah selesai ?
Miko :
Kamu tidak perlu tahu, itu urusanku. Sekarang lebih baik kamu istirahat saja.
Dara :
Baiklah. Eh, tapi sebentar. Aku tadi berangkat dengan Rifky. Lalu pulang tanpa
berpamitan padanya. Jangan-jangan dia sekarang mencariku. Lebih baik aku telpon
dulu sebelum dia kebingungan.
Dara mengambil ponsel dari tasnya dan
akan menelpon Rifky. Tapi Miko merebut ponsel Dara.
Miko :
Sudah aku bilang istirahat. Tidak perlu memikirkan yang lain lagi.
Dara :
Tapi aku tidak tenang jika tidak menelponnya.
Miko :
Tidak tenang bagaimana, memangnya dia kekasihmu ?
Dara :
Bukan
Miko :
Lalu untuk apa merasa tidak tenang. Apa mungkin kamu suka padanya ?
Dara :
Tentu saja tidak, dia hanya temanku. Aku tidak tenang karena merasa bersalah
padanya.
Miko :
Sudah tidak perlu di fikirkan, dia tidak akan mencari di mall. Lagipula tadi
disana banyak orang dan ia bisa menanyakanmu pada orang-orang. Jadi tidak perlu
menelponnya.
Miko membawa Dara ke kamar, lalu
menyuruhnya untuk beristirahat. Ia kembali ke ruang TV dan mengajak Marsya
bermain. Melanjutkan bangunan Lego yang belum selesai kemarin.
Marsya : Ayah, hari ini ayah sangat keren. Tadi aku juga
kesal dengan wanita hamil itu. Tapi melihat ayah datang, ayah seperti seorang
pahlawan yang menyelamatkan Dara.
Miko :
Benarkah ?
Marsya : Tentu saja. Aku merasa bangga mempunyai ayah
seperti ayah.
Miko :
Baiklah, kalau begitu. Terimakasih pujian besarnya. Sekarang kita lanjutkan
bangunan yang kemarin belum selesai.
Marsya : Tapi ayah,
Miko : Ada apa ?
Marsya : Bangunan yang kemarin rusak.
Miko :
Itu artinya pekerjaan kita banyak dan kita harus lebih bekerja keras untuk
memperbaikinya.
Marsya : Iya, aku setuju !
Jam 5 pagi Dara bangun, ia melihat
Marsya sudah tidur bersamanya. Dara keluar kamar dan Miko juga sedang tidur di
sofa. Dara perlahan ingat kejadian kemarin. Ia tersenyum mengingat sikap Miko
kemarin yang sangat berbeda. Ia tidak menyangka dibalik sosok Miko yang dingin
dan selama ini tidak peduli ternyata ia begitu baik dan perhatian. Saat Dara
sadar, ternyata ia sedang memperhatikan wajah Miko begitu dekat. Dara segera
berdiri dan memukul-mukul wajahnya. Bagaimana bisa ia memandang wajah Miko dan
tersenyum membayangkannya. Tidak boleh. Ini tidak benar.
Dara segera pergi ke kamar mandi, ia
mandi dan mulai membereskan apartemen. Ia melihat bangunan Lego yang sudah
dibangun Miko dan Marsya. Sebuah istana dengan beberapa robot di depannya. Dara
ingin membereskan ruang tv, tapi takut bangunan itu akan rusak seperti kemarin,
Dara pun melewati ruang tv dan membereskan ruangan lain.
Seperti biasa setelah membereskan
apartemen, Dara menyiapkan sarapan. Kemarin ia sudah membuat nasi goreng,
sekarang mungkin bisa membuat roti isi. Dara menyiapkan isian dengan daging
bakar dan sayuran. Saat Dara akan memanggang daging. Miko datang dan duduk di
meja makan.
Miko :
Hari ini sarapan apa ?
Dara :
Roti isi
Miko :
Bikin itu lama, kenapa ga nasi goreng aja ?!
Dara :
Ga lama ko, palingan cuma 30 menitan.
Miko :
Ya itu lama, nasi goreng aja yang cepet.
Aku ke kamar mandi bentar, abis itu nasi goreng harus sudah siap.
Dara kembali kesal pada Miko, kemarin
ia sangat terlihat berbeda, tapi hari ini sifatnya kembali seperti semula. Menyebalkan
dan keras kepala. Dara memasukan kembali bahan-bahan yang sudah setengah jadi
kedalam kulkas, lalu ia mulai menyiapkan nasi goreng.
Jam setengah 8 pagi, nasi goreng
sudah siap. Miko pergi ke kamar untuk melihat Marsya. Miko perlahan membuka
selimut Marsya yang menutupi wajahnya. Ketika Miko membuka, Marsya mengagetkan
Miko. Ia terbangun ketika Miko membuka pintu kamar, lalu berpura-pura untuk
mengagetkan Miko. Miko yang kaget tertawa ia kembali menutup selimut Marsya. Mereka
pun bermain buka tutup selimut. Dara yang mendengar tawa mereka dari kamar
pergi melihat apa yang terjadi, ia tersenyum ketika melihat Marsya dan Miko
yang tertawa dan becanda seakrab itu.
Mereka bertiga sarapan, tiba-tiba bel
berbunyi. Dara pergi membuka pintu, ternyata RIfky yang datang.
Dara :
Rifky, ada apa pagi-pagi kesini ?
Rifky :
Harusnya aku yang tanya, kamu kenapa kemarin ngilang gitu aja. Aku khawatir
nyariin kamu kemana-mana.
Dara :
Oiya, aduh maaf banget yah. Kemarin ada hal penting yang mendadak, jadi lupa
ngabarin kamu. Maaf yah.
Rifky :
Gapapa. Yang penting kamu baik-baik aja. Its ok. Kalo gitu aku jalan dulu yah.
Dara :
Iya, makasih dan hati-hati yah.
Miko :
Siapa Dar ?
Rifky yang mendengar suara laki-laki
menghentikan langkahnya dan melihat pria yang memanggil Dara. Tentu saja ia
sangat kaget seorang pria berada di satu apartemen dengan Dara.
Rifky :
Siapa dia Dara ?
Dara bingung harus menjawab
pertanyaan siapa dan apa jawabannya. Rifky pasti sangat curiga karena ia
melihat Miko dua kali di apartemennya. Ditambah lagi Rifky tidak tahu orang tua
Marsya. Tapi jika Rifky tidak tahu Marsya anak Miko, ia pasti akan berfikir bahwa
Ia dan Miko mempunyai hubungan. Bagaimana ini ?
Miko melihat Rifky, ia adalah pria
yang kemarin bersama Dara di mall. Tapi apa yang dia lakukan sepagi ini, saat
itu dia makan malam, kemarin dia jalan di mall dan sekarang sepagi ini dia
datang. Sebenarnya siapa dia ? dan apa hubungannya dengan Dara ? Apa mungkin
pria ini tahu siapa Marsya ?
Mereka bertiga diam sesaat, sampai
akhirnya Miko ambil suara.
Miko :
Apa yang kamu lakukan ? sekarang berikan aku uang sewa apartemen ini ! Dan pria
ini ? siapa dia ? kekasihmu ?!
Rifky :
Bukan, aku hanya temannya. Baiklah Dara, aku akan pergi sekarang. Aku akan
menelponmu nanti.
Dara :
Baiklah.
Rifky masih belum beranjak, tapi Miko
segera menarik Dara dan menutup pintu tepat di depan muka Rifky. Hal itu
membuat Dara kesal. Sementara Rifky semakin curiga pada hubungan Dara dan Miko.
Ada apa sebenarnya diantara mereka ? tidak mungkin ini hanya sebuah kebetulan
saja.
Dara :
Apa yang kamu lakukan ?
Miko :
Apa ? Aku tidak melakukan apa-apa. Lagipula dia sudah berpamitan. Jadi tidak
salah jika hanya menutup pintu.
Dara :
Tapi tidak harus seperti itu,
Miko :
Lalu bagaimana ? Membiarkan dia pergi dengan muka tetap manis, atau melambaikan
tangan pada kepergiannya. Dia hanya pergi bekerja, bukan pahlawan yang pergi ke
medan perang. Sudahlah cepat habiskan sarapanmu.
Dara melanjutkan sarapan, meskipun ia
masih kesal.
Dara :
Menurutku, jika kamu terlalu sering datang kesini, orang lain akan curiga.
Miko :
Orang lain siapa ? Selain teman priamu itu, tidak akan yang curiga. Karena itu,
yang seharusnya tidak datang kesini bukan aku, tapi pria itu.
Dara :
Namanya Rifky.
Miko :
Kamu fikir aku ingin tahu namanya !
Dara :
Bukan begitu, tapi . . .
Miko :
Sudah lakukan saja apa kataku ! aku tidak ingin berdebat. Lagipula akhir-akhir
ini aku akan sering datang kesini, jadi pastikan pria itu tidak akan datang
kesini.
Dara :
Kenapa? Bukankah kamu sangat sibuk.
Miko :
Sutradara sedang sakit, jadi aku punya waktu beberapa hari untuk beristirahat.
Dara :
Benarkah ? apakah sutradara itu suami Kristin ?
Miko :
Ya, kenapa ? kamu kenal dia ?
Dara :
Tentu saja, bukankah kita bertemu di pesta ulang tahun anaknya. Kalau begitu,
hari ini aku sebaiknya bertemu dengan Kristin.
Miko :
Yang sakit itu suaminya, bukan istrinya.
Dara :
Aku tahu, tapi aku tidak ada urusan dengan suaminya. Urusanku dengan Kristin.
Miko :
Urusan apa ?
Dara :
Bukan urusanmu.
Miko :
Katakan urusan apa itu
Dara :
Kenapa kamu ini ?! Sudah kubilang bukan urusanmu. Kamu sudah selesai sarapan,
sekarang cepat pergi !
Miko :
Apa hakmu mengusirku, lagipula ini apartemenku. Yang seharusnya pergi itu bukan
aku !
Dara :
Jadi aku diusir !!
Miko :
Kamu lebih dulu !!
Marsya : Sudah-sudah. Seharusnya disini yang bersikap
seperti anak kecil bukan kalian tapi aku.
Miko dan Dara diam. Benar, mereka
bertengkar hingga lupa bahwa ada Marsya di antara mereka. Dara mengakhiri
perdebatan lalu pergi ke dalam kamar. Miko juga pergi dari apartemen dan
meninggalkan sarapannya. Marsya segera mengejar ayahnya.
Marsya : Ayah akan pergi kemana ?
Miko : Hmmm, tentu saja akan pergi
bekerja.
Marsya : Bukahkah tadi ayah berkata sedang libur ?
Miko : Tidak sayang, ayah bukan libur, hanya tidak terlalu
sibuk. Tapi itu bukan berarti ayah libur. Jadi tetap harus pergi. Ayah pergi
dulu, sampaikan pada Dara agar tidak terus cemberut karena mukanya sudah cukup
banyak keriput.
Marsya tertawa dengan ejekan Miko. Miko
mencium kening Marsya, lalu pergi dari apartemen. Ia ingin berpamitan pada
Dara, namun mengurungkan niatnya karena pasti pada akhirnya mereka akan
berdebat lagi.
Part 15
Part 15
Comments
Post a Comment