DARA,PLEASE BE MY MOM (PART 15)
Part 14
15. SALAH PAHAM
Dara :
Ah, tidak-tidak. Maksudku, bagaimana kabarmu sekarang ? Apa baik-baik saja.
15. SALAH PAHAM
Dara menelpon Kristin untuk
menanyakan keadaan suaminya.
Dara :
Bagaimana keadaan suamimu ? aku dengar dia sakit ?!
Kristin : Darimana kamu tahu ? Aku bahkan tidak memberi tahu siapapun
tentang ini.
Dara lupa, seharusnya ia tidak
menanyakan kabar suaminya langsung karena Kristin tidak tahu ia kenal Miko, dan
tentu saja Kristin tidak boleh tahu.
Kristin : Sedikit lebih baik.
Dara :
Benarkah ?
Kristin : Sudahlah tidak penting.
Dara :
Hey, jangan begitu. Aku akan datang ke rumahmu untuk melihat bagaimana
keadaanmu. Hari ini kamu tidak ada acara ?
Kristin : Tidak, aku harus merawat suamiku. Kamu datang saja.
Dara :
Baiklah, sampai nanti.
Dara menutup telpon. Ia keluar kamar.
Ia melihat Marsya yang menonton tv sendiri. Dara menanyakan Miko dan Marsya
mengatakan bahwa Miko sudah pergi 5 menit yang lalu.
Marsya : Tidak bisakah jika kalian
berdua tidak bertengkar ? Aku sudah bosan melihat kalian bertengkar.
Marsya bersikap dingin pada Dara sama
seperti ketika ia baru mengenal Dara. Dara mengerti, mungkin Marsya marah
sekarang karena ia dan Miko tidak pernah aku sekalipun itu didepan Marsya.
Dara :
Baiklah, aku minta maaf. Lain kali aku tidak akan mengulanginya lagi. Tapi
sekarang, kamu cepat mandi karena kita harus pergi kesuatu tempat.
Marsya : Kemana?
Dara :
Kerumah temanku. Kamu pasti akan menyukainya karena dia punya anak seusia
denganmu.
Marsya : Benarkah ?
Dara :
Ya, karena itu sekarang mandi.
Dara segera membawa Marsya ke kamar
mandi dan memandikannya.
Sementara itu, Miko berada di
rumahnya. Ia bingung karena Dara sekarang pasti akan pergi ke rumah Kristin.
Bagaimana jika Kristin mengatakan apa yang mereka bicarakan kemarin. Apa yang
akan ia katakan pada Dara jika Dara tahu ? atau apakah Dara akan merasa malu
padanya ?
Pintu rumah Miko terbuka, dan itu
adalah Ismi. Ismi tidak tahu jika Miko menginap di apartemen, karena itu ia
heran Miko sudah bangun dan mandi sepagi ini.
Ismi :
Apa gue ga salah liat ? jam segini udah di depan tv.
Miko :
Ngga , emang kenapa ?
Ismi :
haha . . . ato mungkin lo kesurupan jin
ya ?
Miko :
Enak aja. Gue baru pulang.
Ismi :
Dari mana ?
Miko :
Apartemen.
Ismi :
Apa ? Nginep di apartemen ??
Miko :
Iya, emang kenapa ?
Ismi :
Gapapa, cuma kaget aja. Oiya, udah sarapan ?
Miko :
Udah, tadi Dara bikin nasi goreng.
Ismi :
Benarkah ?
Kekhawatiran Ismi tentang kedekatan
Miko dan Dara semakin benar. Miko sepertinya sudah mulai menyukai Dara. Tapi
ini tidak boleh terjadi, Ismi sudah mengorbankan banyak waktunya untuk menunggu
Miko. Ia tidak ingin ditinggalkan Miko begitu saja. Karena itu ia harus tetap
berada di dekat Miko dan mencegah Dara selalu dekat dengan Miko. Tapi bagaimana
? Dara adalah pengasuh Marsya, dan pasti ia akan selalu bertemu dengannya.
Dara sudah sampai di rumah Kristin.
Kristin baru saja selesai memberi obat untuk suaminya. Angel cukup ramah, walau
baru sekali bertemu dengan Marsya, dia sudah mengajak Marsya bermain
bersamanya.
Dara :
Bagaimana keadaanmu ? Apa baik-baik saja ?
Kristin : Lebih baik. Setidaknya sekarang sudah sedikit lega.
Dara :
Maksudmu ?
Kristin : Wanita hamil yang datang itu hanya membutuhkan uang. Aku sudah
menyelesaikannya. Dan suamiku, dia juga sudah mendapat sedikit pelajaran.
Dara :
Syukurlah. Kamu terlihat sangat dewasa kali ini, aku sudah tidak melihat sisi
menjengkelkanmu lagi.
Kristin : Kamu ini, dasar. Tentu saja aku harus bersikap sedikit dewasa,
apa kamu tidak lihat anakku yang cantik. Aku tidak mau jadi ibu yang buruk
baginya.
Dara :
Benar juga. Seorang anak bisa membuat seseorang berubah drastis.
Kristin : Kamu kenapa ? senyum sendiri ?!
Dara :
Tidak. Aku hanya teringat seseorang, dia juga banyak berubah karena seorang
anak.
Kristin : Benarkah ? Siapa dia ?
Dara :
Tidak, tidak. Dia bukan orang penting. Sudahlah lupakan.
Kristin : Yasudah. Oiya bukankah Marsya dan Angel seumuran. Tahun ini
mereka mulai masuk SD. Apa dia sudah didaftarkan ?
Dara :
Mungkin belum. Bagaimana dengan Angel ?
Kristin : Dua hari yang lalu aku sudah mendaftarkannya, di SD yang tidak
terlalu jauh dari sini.
Dara :
Ah, begitu rupanya. Baiklah aku akan mengatakan ini pada orangtuanya, aku fikir
mereka terlalu sibuk sampai tidak mengingat sekolah Marsya.
Kristin : Apakah sesibuk itu orang tua Marsya ?
Dara :
Karena itu ia menyuruhku untuk tinggal dan mengurus Marsya. Aku fikir mereka
sangat sibuk.
Waktu menunjukan pukul 12 siang,
Kristin mengajak Dara untuk makan siang bersama.
Dara :
Masakanmu sangat enak, tidak salah jika Jo memilihmu sebagai istrinya.
Kristin : Tentu saja, bahkan sekarang dia sangat sangat sadar betapa
sempurnanya aku sebagai istri.
Dara :
Hey, aku hanya memujimu sekali, tapi kau terlalu menambahkan banyak pujian
untuk diri sendiri. Bukankah itu sangat riya ?
Kristin : Hahaha,, bukan riya, tapi menyadari kelebihan diri sendiri.
Dara :
Sudah cukup. Selera makanku akan hilang jika terus mendengar kepercayaan dirimu
yang berlebihan.
Kristin : Hhahaha, sudahlah aku hanya becanda. Kamu ini masih saja terlalu
serius.
Dara :
Tapi masakanmu benar-benar enak. Aku akan menghabiskannya. Hahaha
Mereka mengobrol dengan asiknya
hingga tak terasa sekarang sudah sore. Marsya juga sangat betah bermain dengan
Angel. Hingga Dara cukup sulit menyuruhnya pulang. Setelah lama bernegosiasi,
akhirnya Marsya bersedia pulang. Itu pun dengan janji bahwa Angel akan bermain
ke apartemennya ketika ayahnya sudah sembuh.
Miko sedang berada di kantor, tidak
banyak yang ia lakukan. Tadi siang ia hanya melakukan satu talk show. Tiba-tiba
ponselnya berdering, Miko melihat panggilan masuk dari Dara. Fikiran Miko
langsung teringat akan percakapannya dengan Kristin kemarin. Apa mungkin
sekarang Dara sudah tahu bahwa Miko mengetahui masa lalunya ?
Miko :
Apa ?
Dara :
Aku ingin membicarakan sesuatu. Bisakah malam ini ke apartemen ?
Miko :
Aku sibuk. Lain kali saja kita bicara.
Dara :
Yasudah, datanglah jika ada waktu.
Miko :
Baiklah. Sampai nanti.
Miko menutup telponnya. Ia benar-benar
akan malu jika Dara tahu. Ismi datang keruangan dan itu membuatnya kaget. Ismi memang
biasa tidak mengetuk pintu, tapi kali ini karena Miko sedang melamun.
Ismi :
Lo kenapa ?
Miko :
Gapapa, ada apa ?
Ismi :
Malam ini makan malam dengan klien. Bersiap jam 7 malam.
Miko :
Siapa ?
Ismi :
Pak Henry.
Miko :
Pak Henry, ada apa ? Apa dia menawari iklan ?
Ismi :
Ya, karena itu cepat bersiap, sekarang sudah hampir jam 6.
Miko :
Baiklah.
Dara mendapat pesan dari Rifky. Ia menanyakan
apakah Dara sudah makan malam. Dara ingat kejadian tadi pagi didepan Rifky. Dia
pasti akan salah paham jika aku tidak menjelaskannya.
“ Belum. Kamu dimana ? bisa kita
bertemu ?”
“ Setengah jam lagi aku akan menunggu
di lobi, “
Makan malam Miko dan Pak Henry hanya
berlangsung beberapa saat, sebelum pembicaraan mereka selesai, Pak Henry pamit
karena anaknya mendadak sakit. Miko melanjutkan makan malam berdua dengan Ismi.
Ketika sedang asik makan, Miko melihat perempuan yang mirip dengan Dara. Tapi
itu tidak mungkin karena Dara tidak akan datang ke tempat seperti ini. Mungkin
ini karena Miko yang terlalu takut bertemu dengan Dara hingga ia selalu melihat
Dara dimana-mana.
Tapi itu benar-benar Dara, ia datang
dengan Marsya dan Rifky. Rifky mengajak Dara makan malam karena ini adalah hari
ulang tahunnya.
Dara :
Aku minta maaf, jika saja kamu mengatakan hari ini ulang tahunmu. Aku pasti
akan membelikan sesuatu. Meskipun itu tidak mahal.
Rifky :
Aku tidak mengharapkan apa-apa. Kamu dan Marsya bisa menemani makan malam saja
itu sudah menjadi kado ulang tahunku.
Marsya : Jika paman ulang tahun,
seharusnya ada kue. Tapi mana kuenya ?
Rifky :
Ah, benar juga. Seharusnya ada kue. Paman tidak tahu karena tidak pernah
merayakan ulang tahun.
Marsya : Kalau gitu kita sama, aku
juga tidak pernah merayakan ulang tahunku.
Rifky :
Benarkah ? Berarti paman tidak terlalu sedih karena masih ada yang senasib.
Marsa : Iya. Bolehkah aku bernyanyi
untuk paman ?
Rifky :
Tentu saja boleh. Paman sangat berterimakasih jika kamu melakukannya.
Marsya bernyanyi selamat ulang tahun.
Suaranya cukup keras dan itu membuat Miko dan Ismi melihat kearah mereka. Miko tak
percaya, wanita yang ia kira mirip dengan Dara ternyata benar-benar Dara. Ismi
melihat MIko yang memperhatikan Dara. Miko tidak tahan melihat Marsya yang
begitu dekat dengan Rifky. Ia menghampiri mereka untuk membawa Dara dan Marsya
pulang.
Miko :
Sedang apa kalian disini ?
Dara :
Miko, bagaimana kamu bisa ada disin ? Bukankah kamu berkata sedang sibuk.
Miko :
Apa yang kalian lakukan ? Ayo pulang !!
Dara :
Kita sedang makan, dan akan pulang jika sudah selesai. Dan kamu, bukankah tadi
kamu bilang sedang sibuk. Tapi apa yang kamu lakukan, makan malam dengan
seorang wanita. Tidak masuk akal.
Miko :
Akan ku jelaskan dirumah, sekarang pulang !
Dara :
Tidak mau, aku dan Marsya masih makan.
Miko menarik tangan Dara dan
menyuruhnya pulang, tapi Rifky menahan tangan Miko. Miko tidak melepaskan
begitu saja tangan Dara hingga akhirnya Ismi melepaskan tangan Miko. Miko perlahan
melepaskan tangannya. Ismi melihat Marsya, ia mengajak Marsya pulang. Marsya menolak
karena ia tidak mengenal Ismi. Ismi berkata bahwa ia teman MIko dan akan
membelikannya eskrim jika Marsya ikut dengannya. Akhirnya Miko dan Ismi pergi
membawa Marsya. Sedangkan Dara, ia hanya melihat kepergian Miko dengan
pandangan menyesal.
Dara :
Maafkan aku, seharusnya kejadian tadi tidak terjadi dan merusak malam ulang
tahunmu.
Rifky :
Tidak masalah, lupakan saja. Aku hanya penasaran ada apa antara kamu dan Miko.
Dara :
Tidak apa-apa. Hanya sebatas hubungan kerja.
Rifky :
Hubungan kerja ? Maksudmu ?
Dara :
Ah, maksudku. Begini. Aku hanya . .
Rifky :
Apa mungkin, Miko adalah ayah Marsya ?
Dara :
Darimana kamu tahu ?
Rifky :
Aku hanya bertanya. Jadi itu memang benar.
Dara :
Tapi, jangan beritahu siapapun tentang ini. Jika orang lain tahu, karir Miko
pasti akan terancam.
Rifky :
Benarkah ? Itu pasti akan menjadi berita besar.
Dara :
Rifky !
Rifky :
Aku hanya becanda. Kenapa di anggap serius. Lagipula itu bukan urusanku. Urusanku
itu hanya denganmu, bukan dengan Miko.
Dara :
Maksudmu ?
Rifky :
Bukan apa-apa. Lanjutkan saja makanmu.
Dara :
Baiklah.
Dara sedikit bingung dengan perkataan
Rifky. Tapi fikirannya terlalu sibuk dengan Miko hingga rasa penasaran itu
tidak terlalu menganggunya. Sementara Rifky, rasa penasarannya memang sudah
hilang, tapi melihat pandangan Miko pada Dara, ia khawatir hubungan Dara dan
Miko akan lebih dari sekedar rekan kerja.
Part 16
Part 16
Comments
Post a Comment