DARA,PLEASE BE MY MOM (PART 21-END)
Part 20
21. DARA,PLEASE BE MY MOM !
Sedangkan Dara, ia bukan tidak mau bertemu dengan Miko dan Marsya. Tapi ia berfikir jika ia menemui Miko sekarang, itu hanya akan membuatnya malu karena Dara belum membayar sisa hutangnya dan ia tidak ingin Miko menganggapnya bermuka tebal karena setelah apa yang dialami Dara, Dara tetap berada dibelakang Miko. Dara ingin ketika ia bertemu dengan Miko, ia sudah tidak punya alasan yang membuatnya malu sehingga Dara bisa tampil percaya diri di depan Miko. Karena itu ia mulai memperbaiki dirinya. Ia lebih rajin membantu ibunya, bukan hanya membantu membuat kue, tapi Dara juga mulai memasarkan kue ibunya ke luar pasar. Pagi sebelum berangkat ke pasar, ia banyak menitipkan kue nya ke warung-warung di sekitar rumahnya. Dan tentu saja itu membuat penghasilan ibunya lebih banyak. Tidak sampai disitu, Dara juga masih belum mengaktifkan ponselnya. Ia tidak mau terlalu berharap Miko akan menghubunginya jika ia mengaktifkan ponsel. Karena itu lebih baik ia mematikannya, setidaknya itu membuat Dara lebih tenang dan tidak banyak berharap pada Miko.
21. DARA,PLEASE BE MY MOM !
Miko kembali menjalani perkerjaannya
seperti biasa, ia berangkat syuting setiap hari dengan Ismi. Tapi kali ini
berbeda, Ismi tidak pernah lagi membangunkan Miko, karena saat Ismi datang ke
rumah Miko, Miko sudah bangun dan siap berangkat ke lokasi. Meskipun ini
perubahan baik dari Miko, tapi Ismi merasa sedikit kurang nyaman. Sekarang Miko
lebih professional dan jarang bercerita masalah pribadi padanya. Miko juga
tidak pemarah dan keras kepala seperti dulu. Hal itu membuat jarak Ismi dan
Miko tidak sedekat dulu.
Sedangkan Dara, ia bukan tidak mau bertemu dengan Miko dan Marsya. Tapi ia berfikir jika ia menemui Miko sekarang, itu hanya akan membuatnya malu karena Dara belum membayar sisa hutangnya dan ia tidak ingin Miko menganggapnya bermuka tebal karena setelah apa yang dialami Dara, Dara tetap berada dibelakang Miko. Dara ingin ketika ia bertemu dengan Miko, ia sudah tidak punya alasan yang membuatnya malu sehingga Dara bisa tampil percaya diri di depan Miko. Karena itu ia mulai memperbaiki dirinya. Ia lebih rajin membantu ibunya, bukan hanya membantu membuat kue, tapi Dara juga mulai memasarkan kue ibunya ke luar pasar. Pagi sebelum berangkat ke pasar, ia banyak menitipkan kue nya ke warung-warung di sekitar rumahnya. Dan tentu saja itu membuat penghasilan ibunya lebih banyak. Tidak sampai disitu, Dara juga masih belum mengaktifkan ponselnya. Ia tidak mau terlalu berharap Miko akan menghubunginya jika ia mengaktifkan ponsel. Karena itu lebih baik ia mematikannya, setidaknya itu membuat Dara lebih tenang dan tidak banyak berharap pada Miko.
Hari ini, Dara akan mengantar ibu ke
rumah sakit untuk mengecek kesehatan ibu. Semenjak menikah Dara memang selalu
rutin membawa ibunya mengecek kesehatan ibunya ke dokter. Dan sekarang adalah
untuk pertama kalinya ia membawa ibunya check up setelah beberapa bulan absen
karena masalah pribadinya.
Setelah diperiksa, kesehatan ibu
sangat baik. Ditambah lagi akhir-akhir ini ibu tidak terlalu lelah dan juga
tidak stress, itu sangat berpengaruh baik pada kesehatannya. Dara senang ibunya
baik-baik saja, bahkan sangat baik. Ia dan ibu keluar dari ruang pemeriksaan.
Ketika Dara sampai di lobi rumah sakit, Dara melihat pria yang mirip dengan
Miko keluar dari mobil. Ia memakai kemeja biru dan celana hitam. Bajunya sangat
formal, dan itu bukanlah gaya berpakaian Miko. Dara mengucek matanya untuk
memastikan bahwa yang dilihatnya itu bukan Miko. Tapi ternyata itu benar-benar
Miko. Tidak lama setelah Miko keluar dari mobil, Ismi menyusulnya.
Saat itu Ismi melihat Dara, ia pun
mengejar Miko dan merangkul tangannya agar terlihat oleh Dara. Pemandangan itu
membuat Dara cemburu. Dara berbalik berharap Miko tidak melihatnya. Tadinya ia
senang karena bertemu secara tidak sengaja dengan Miko, tapi melihat Miko yang
datang dengan Ismi membuat Dara sadar. Dara berfikir mungkin Miko memang tidak
pernah datang mencarinya.
Ditempat yang tidak terlalu ramai,
Miko melepaskan tangan Ismi.
Ismi :
Kenapa ?
Miko :
Aku hanya tidak enak, akan banyak berita miring melihat kita sedekat ini.
Ismi :
Kenapa kamu sangat takut ? Diluar pekerjaan, kita ini teman. Teman yang sangat
akrab. Jadi untuk apa tidak enak? Salahmu sendiri tidak mengatakan keperluanmu
datang ke rumah sakit, jadi terpaksa aku ikut. Aku tidak mau mendengar hal aneh
setelah kepulanganmu dari sini.
Miko :
Baiklah-baiklah. Aku minta maaf. Kamu benar, kita memang teman, jadi tidak
perlu takut.
Sepulang dari rumah sakit, Dara dan
ibu mengunjungi ayah di LP. Ayahnya yang sudah 13 tahun berada di LP, dan
setahun lagi ia akan keluar. Dara sudah tidak sabar menanti ayahnya keluar dari
sana dan kembali memulai kehidupan mereka yang baru.
Setelah seharian keluar dengan
ibunya. Dara menyuruh ibu istirahat, lalu ia pergi kekamar. Dara mengingat
pertemuannya dengan Miko di rumah sakit. Apa benar Dara terlalu berharap pada
Miko ? selama ini Dara memang membohongi dirinya bahwa ia berusaha untuk tidak
berharap. Dara mengambil ponselnya, ia mencoba mengaktifkan kembali ponselnya.
Sekarang percuma meskipun Dara tidak mengaktifkan ponsel, Miko tidak akan
mencarinya. Dan benar saja, satu pesanpun tidak ada dari Miko. Miko melihat
galeri di ponselnya. Ia melihat foto Miko dan Marsya ketika mereka berada di
Mall. Dara memang mengambil foto Miko tanpa sepengetahuan Miko. Dara tersenyum
melihat foto-foto mereka. Dara berfikir mungkin seharusnya ia mulai melupakan
Miko, ia harus segera bangun dari mimpi nya dan menghadapi kenyataan. Dara
menyimpan ponselnya lalu pergi ke dapur untuk membuat kue yang besok akan ia
jual.
Jam 10 malam, Miko selesai syuting.
Ia mengajak Ismi untuk minum kopi di kafe langganan mereka. Miko sengaja
mengajak Ismi karena ia ingin membicarakan tentang karirnya pada Ismi.
Miko :
Sebenarnya, aku mengajakmu kesini karena ada yang ingin aku katakan,
Ismi :
Ada apa ? Tumben, biasanya juga langsung ngomong aja ga pernah ngajak minum
kopi segala.
Miko :
Film ini, akan jadi film terakhirku.
Ismi :
Maksudmu ?
Miko :
Aku akan berhenti. Dan keperluanku tadi ke rumah sakit karena aku ingin bergabung
disana sebagai dokter.
Ismi :
Kamu mimpi ? Atau mungkin mabuk ?
Miko :
Aku dalam keadaan sadar sekarang, aku sudah merencanakan semuanya. Maafkan aku baru
mengatakan hal ini. Tapi aku ingin memulai hidup baru, menjadi Miko yang bisa
di berguna untuk ayah sehingga bisa layak menjadi seorang ayah.
Ismi :
Tapi kenapa harus berhenti ? karirmu sekarang sangat bagus, banyak yang
berharap bisa bernasib baik seperti dirimu tapi mereka tidak bisa. Dan kamu
malam ingin melepaskannya begitu saja.
Miko :
Ini sudah keputusanku. Aku fikir, Marsya dan keluargaku lebih penting daripada
karirku. Dan kamu, lanjutkan mimpimu menjadi seorang pengacara. Aku tahu kamu
sangat ingin menjadi pengacara sejak dulu. Jauh sebelum aku memutuskan menjadi
seperti sekarang. Terimakasih, selama ini kamu selalu ada di sisiku, menemaniku
dalam suka dan duka. Kamu adalah sahabat terbaikku, sahabat yang selalu menyemangatiku
ketika aku harus berjuang sendiri. Aku juga minta maaf karena selama ini sudah
menyia-nyiakan waktumu.
Ismi :
Aku mengerti dengan alasanmu. Jika itu sudah menjadi keputusanmu, aku akan
mendukungmu. Aku juga tidak merasa semuanya sia-sia. Aku bahagia, setidaknya
selama aku menjadi managermu, aku bisa tetap bersama denganmu, melihat wajahmu
setiap hari dan tidak perlu cemas karena mengkhawatirkanmu. Kebersamaan
denganmu lebih berharga jika dibandingkan dengan masa depanku.
Miko :
Maksudmu ?
Ismi :
Aku menyukaimu.
Miko :
Tentu saja aku juga menyukaimu, kau ini sahabat terbaikku.
Ismi pergi dari kafe karena Miko
tidak juga mengerti apa yang ia katakan. Miko mengejar Ismi.
Miko :
Kamu kenapa ?
Ismi :
Miko !! Aku menyukaimu lebih dari sahabat. Aku menyukaimu sebagai seorang
wanita pada pria. Aku menyukaimu sejak kau bukan seorang yang diketahui orang.
Aku menyukaimu meskipun kau selalu mempermainkan wanita tepat didepanku. Aku
menyukaimu meskipun aku tahu kau mempunyai seorang anak. Aku bahkan menyukai
semua yang ada pada dirimu. Apa selama ini kau tidak mengerti hal itu ?!!
Miko memeluk Ismi kedalam dekapannya.
Miko :
Aku minta maaf. Aku benar-benar bodoh tidak menyadari perasaanmu sejak awal.
Aku benar-benar bodoh tidak pernah menganggapmu sebagai wanita. Seandainya aku
tahu, aku tidak akan mempermainkan wanita di hadapanmu, aku tidak akan begitu
terbuka menceritakan semua hal yang aku alami padamu. Dan aku, seandainya aku
tahu. Aku tidak akan membuatmu lebih menyukaiku. Maafkan aku, yang hanya
menganggapmu sebagai sahabatku.
Ismi :
Kenapa kau tidak menganggapmu sebagai wanita. Aku cantik, pintar, mapan dan
juga bisa menerimamu apa adanya.
Miko :
Itulah kenapa aku hanya bisa menganggapmu sebagai sahabatku. Kau terlalu
sempurna. Kau cantik, pintar, mapan dan bisa menerimaku. Sedangkan aku, hanya
seorang pria bodoh yang tidak punya sesuatu untuk dibanggakan. Aku minta maaf,
selama ini membuatmu sangat kesepian karena mengharapkanku.
Ismi :
Lalu, jika aku terlalu sempurna, apa Dara wanita yang pas untukmu ?!
Miko :
Dara, dia memang tidak terlalu cantik, tidak terlalu pintar dan tidak mapan.
Dia juga mungkin tidak bisa menerima semua kekuranganku. Tapi Dara, dia
membuatku berfikir dan berusaha untuk menjadi orang yang lebih baik.
Ismi :
Miko . . . Kenapa kau begitu tega. Kau baru mengenal Dara beberapa saat, tapi
sudah menyukainya. Sedangkan aku, kau sudah mengenalku sejak lama. Tidak
bisakah kau membuka hatimu untukku ?
Miko :
Dara, meskipun aku belum sangat mengenal dia, meskipun aku tidak tahu bagaimana
perasaannya. Tapi Dara, dalam waktu singkat, dengan kesederhanaannya dia bisa
membuatku berfikir. Berfikir untuk menjadi orang yang lebih baik. Aku minta
maaf.
Ismi :
Miko. . .
Miko :
Maaf, aku harus pergi sekarang. Jaga dirimu baik-baik.
Ismi :
Tunggu . . ! Jika mungkin, suatu saat. Dara tidak menerimamu, kembalilah
padaku. Karena aku. . . Akan ada untukmu.
Miko :
Meskipun Dara tidak menerimaku, aku tetap tidak bisa pergi padamu. Kau tidak
pantas untuk aku jadikan pelampiasan. Kau sangat cantik, carilah pria yang
lebih baik dariku. Berhentilah menjadi orang yang menyedihkan karena
mengharapkan aku yang bodoh ini.
Miko akan pergi meninggalkan Ismi
yang masih berdiri terpaku. Sebelum pergi, Miko memberhentikan taksi untuk
Ismi. Dia menuntun Ismi masuk kedalam taksi dan berkata pada pengemudi taksi.
Miko :
Pak, tolong antarkan teman saya. Pastikan dia selamat sampai rumah.
Terimakasih.
Miko pergi setelah taksi Ismi pergi. Ia masuk mobil dan menundukan
kepalanya. Menyesali kebodohannya pada Ismi. Menyesali sikapnya yang membuat
Ismi sangat terluka. Tapi ia juga tidak bisa membohongi perasaannya yang sudah
terlanjur menyukai Dara.
Satu bulan kemudian. Miko sudah
menyelesaikan filmnya, meskipun belum sepenuhnya ia berhenti karena harus promo
film ketika perilisan filmya. Miko juga sudah mulai bekerja di rumah sakit. Ia
sengaja tidak bekerja di klinik karena kemampuannya masih sangat minim, karena
itu ia memulai semuanya dari awal dan menjadi dokter junior yang banyak belajar
dari dokter lain. Tapi Miko tetap tidak ingin bekerja di klinik ayah Miko. Miko
ingin memulai karirnya sebagai dokter tanpa ada nama ayahnya dibelakang. Ia
ingin kesuksesan yang diraihnya murni berkat usaha sendiri. Lagipula menurut
Miko, Arin lebih bisa diandalkan untuk melanjutkan klinik ayahnya. Arin lebih
bersemangat, ia bukan hanya seorang dokter, tapi Arin juga bisa mengelola
Klinik dengan cukup baik.
Marsya, dia sudah mulai masuk sekolah
sejak dua minggu yang lalu. Ayah Miko selalu bersemangat mengantar jemput
Marsya. Hal itu membuat kesehatan ayah semakin baik karena ia lebih banyak
tertawa. Ia terhibur dengan adanya Marsya. Meskipun keinginannya agar Miko
melanjutkan kliniknya tidak tercapai, tapi setidaknya sekarang Miko sudah
menjadi seorang dokter. Itu sudah lebih dari cukup daripada Miko menjadi
seorang artis.
Sementara Ismi. Ia memulai karirnya
sebagai pengacara, ia juga kembali melanjutkan kuliah S2 yang dulu sempat
tertunda. Meskipun belum sepenuhnya bisa melupakan Miko, tapi Ismi tidak ingin
berlarut dengan perasaannya. Ia mulai membuka diri pada pria di sekitarnya. Dan
memang benar apa yang dikatakan Miko,Ismi sangat cantik hingga akan banyak pria
yang tertarik padanya. Baru 2 minggu ia bekerja, sudah ada beberapa pria yang
mendekatinya di kantor.
Miko sedang istirahat makan siang, Ia
mendapat pesan dari Dara.
“ Aku ingin bertemu denganmu. Apa
kamu ada waktu ?”
“ Sore ini kita bisa bertemu,”
“ Baiklah. Aku akan datang
kerumahmu,”
Sore harinya, Miko bersiap-siap
dirumahnya. Ia mengecek satu persatu bagian rumahnya agar terlihat sangat rapi.
Meskipun pembantunya sudah membereskan rumah Miko, tapi Miko ingin memastikan
agar Dara merasa nyaman berada dirumahnya. Ia bolak-balik mengganti bajunya.
Baju yang santai tapi tetap menarik. Hari ini untuk pertama kalinya lagi ia
bertemu dengan Dara. Dan ia ingin membuat kesan yang sangat baik untuk Dara.
Miko memang belum berencana untuk
menemui Dara, karena ia bahkan belum satu bulan bekerja di rumah sakit. Miko
ingin saat ia menemui Dara, ia sudah bisa di andalkan Dara. Dan tepat jam 5, Dara datang. Miko menarik
nafas dalam mempersiapkan diri untuk bertemu Dara.
Miko :
Hai. Apa kabar ?
Dara :
Baik. Kamu sendiri ?
Miko :
Baik, silahkan masuk .
Dara :
Kemana Marsya ?
Miko :
Dia masih berada dirumah neneknya. Silahkan duduk, mau minum apa ?
Dara :
Tidak perlu, aku tidak akan lama. Aku akan langsung saja. Ini . . . Sisa
hutangku,
Miko :
Sisa hutang ? Jadi kamu kesini untuk membayar hutang ?
Dara :
Tentu saja, memangnya untuk apa lagi. Aku juga ingin mengambil kembali KTP ku.
Sebulan ini aku tidak bebas pergi keluar karena tidak memegang KTP.
Miko :
KTP ?! Baiklah, tunggu sebentar akan aku ambilkan.
Miko tidak ingat dengan hutang Dara
maupun KTPnya. Ia menyesal tidak mengingat dua hal itu, setidaknya jika ia
ingat, ia bisa menemui Dara untuk alasan itu. Tidak berapa lama, Miko kembali
ke ruang tamu menemui Dara.
Miko :
Ini. Dan uang itu. Ambil saja. Aku sudah melupakan hutangmu.
Dara :
Tapi hutang tetaplah hutang. Aku ingin membayarnya, sehingga kita sudah tidak
punya urusan apapun lagi. Meskipun mungkin kamu sudah melupakan semuanya.
Miko :
Maksudku bukan begitu. Aku tidak melupakanmu. Aku hanya tidak mengingat hutang
itu.
Dara :
Tidak perlu memberiku alasan apapun untuk membuatku mengerti. Aku pergi
sekarang. Permisi .
Miko :
Tunggu. Kenapa harus pergi sekarang ? Kamu baru saja duduk. Sebaiknya minum
dulu. Aku akan mengambilkannya.
Dara :
Tidak perlu. Terimakasih untuk tawarannya. Aku pergi.
Dara pergi meninggalkan rumah Miko.
Miko melihat kepergian Dara. Apapun yang sudah Miko persiapkan terbuang percuma
karena ternyata Dara bersikap dingin padanya. Lalu Miko melihat Rifky menjemput
Dara tepat didepan rumahnya. Miko berfikir mungkin Dara bersikap dingin padanya
karena ia tidak menyukainya dan sekarang sudah mempunyai seseorang
disampingnya.
Dara :
Seharusnya kamu tidak perlu menjemputku. Aku bisa pulang sendiri.
Rifky :
Tidak apa-apa. Lagipula aku sedang tidak sibuk.
Dara :
Kalau kamu terus jadi supir seperti ini, bagaimana bisa dapat pacar.
Rifky :
Pacar? Sebaiknya pertanyaan itu kamu katakan pada diri sendiri.
Dara :
Maksudmu ?
Rifky :
Kalau kamu terus memendam perasaanmu, bagaimana bisa pacaran.
Dara :
Kamu ini ! Aku bukan memendam, tapi tahu diri.
Rifky :
Kamu bukan tahu diri, tapi sok tahu ! Miko dan Ismi itu artis dan manager,
tentu saja mereka sangat dekat. Kamu tidak bisa langsung berfikir mereka
berpacaran.
Dara :
Kedekatan mereka bukan hanya karena pekerjaan, Ismi dan Miko juga sudah
bersahabat sejak lama. Jadi bukan mustahil jika mereka memang berpacaran. Sudah
sudah. . . aku tidak ingin membahas masalah itu lagi.
Rifky :
Jangan marah dong. Kalo marah, tuanya keliatan banget.
Dara :
Dasar kamu ini. Oiya , apa mungkin kamu sekarang sedang dekat dengan seseorang?
Rifky :
Emang kenapa ? Cemburu ?!
Dara :
Enak aja. Tapi siapa perempuan itu ?
Rifky :
Kamu juga kenal dia.
Dara :
Kenal ? Siapa teman perempuanmu yang aku tahu.
Rifky :
Masa ga tahu, dia bahkan meminta nomor hp mu.
Dara :
Nomor hp ? Kapan ?
Rifky :
Beberapa minggu yang lalu. Oh iya, tepat ketika kamu berhenti kerja. Dia bilang
ada sesuatu yang penting. karena itu meminta nomor telponmu.
Yang Dara ingat, satu-satunya
perempuan yang menelpon Dara saat itu hanya Arin. Tapi Dara juga tidak tahu
darimana Arin mendapatkan nomor telponnya. Apa mungkin Arin adalah perempuan
yang dimaksud Rifky.
Dara :
Apa perempuan itu Arin ?
Rifky :
Yah benar. Itu kamu tahu.
Dara :
Kamu kenal dia darimana ?
Rifky :
Diseminar, kamu sendiri ?
Dara :
Aku tidak terlalu mengenal dia, hanya bertemu beberapa kali. Tapi dia cukup
cantik menurutku dan cocok denganmu.
Rifky :
Selain cantik, dia juga pintar dan lucu. Meskipun penampilannya elegan, tapi
dia tidak sombong seperti wanita lainnya.
Dara :
Syukurlah. Akhirnya kamu bisa menemukan seseorang yang kamu cari.
Rifky :
Bahkan besok malam aku akan makan malam dengan keluarganya.
Dara :
Benarkah ??!!
Rifky :
Kenapa ? Apa ada sesuatu ?
Dara :
Tidak apa-apa. Hanya saja . . . Semoga acara besok lancar.
Miko diam menonton tv. Ia masih kesal
melihat Dara yang masuk ke mobil Rifky. Persiapannya untuk menemui Dara
berakhir dengan sia-sia. Dara sudah bersama orang lain sekarang, dan Miko sudah
tidak bisa mengharapkan Dara lagi. Tiba-tiba ponselnya berdering, Arin
menelponnya.
Miko :
Ada apa ?
Arin :
Besok ada acara makan malam. Abang ikut yah.
Miko :
Makan malam ? Kenapa harus ikut, males ah.
Arin :
Bang. Makan malamnya sama orang special. Dan aku ingin abang ikut.
Miko :
Abang sibuk. Tidak mau !
Arin :
Aku ga mau tahu, pokoknya abang harus ikut
Miko :
Ya sudah. Jam berapa ?
Arin :
Pokoknya besok sore abang wajib kerumah.
Miko menutup telpon Arin. Ia sedang
kesal dengan Dara, sekarang Arin mengundang makan malam bertemu dengan orang
special. Kedua hal itu membuat mood Miko benar-benar buruk.
Esoknya Rifky bersiap datang ke acara
makan malam dengan keluarga Arin. Rifky memang belum resmi berpacaran dengan
Arin, tapi itu bukan masalah baginya. Status bukan masalah baginya selama ia yakin
dengan perasaan Arin. Rifky berharap dari makan malamnya ini, ia bisa lebih
mengenal dekat Arin dan keluarganya. Dan tentunya ia juga ingin keluarga Arin
mengenal dan menumbuhkan kepercayaan orang tua Arin padanya.
Jam setengah 7 Rifky berangkat dari
rumahnya, 25 menit kemudian, ia sudah sampai di rumah Arin. Security sudah tahu
bahwa hari ini akan ada tamu untuk Arin, jadi ketika Rifky datang, mereka
langsung membukakan gerbang. Rifky memencet bel rumah, tak lama Arin membuka
pintu.
Rifky :
Hai, aku tidak terlambat kan ?
Arin :
Tidak.Yuk masuk, ibu dan ayah sudah menunggu didalam.
Arin membawa Rifky masuk ke ruang
keluarga. Sebelum duduk, Rifky terlebih dulu memberi salam pada kedua orang tua
Arin.
Rifky :
Selamat malam, om tante. Perkenalkan saya Rifky. Temannya Arin.
Ibu :
Iya Nak Rifky. Silahkan duduk.
Rifky :
Terimakasih tante.
Ayah :
Om dengar, kamu juga dokter. Dimana prakteknya ?
Rifky :
Di RSUD om, tapi dulu sempat juga praktek di klinik om sewaktu masih kuliah.
Ibu :
Benarkah ?
Rifky akan menjawab pertanyaan Ayah
Arin, tapi terdengar suara Miko dari belakang.
Miko :
Rin, tamu specialnya udah dat……
Kata-kata Miko berhenti ketika ia
melihat tamu special yang dimaksud Arin adalah Rifky. Rifky juga tidak berbeda
dengan Miko. Ia kaget bahwa Miko adalah saudara Arin. Miko tidak bisa diam
saja, difikirannya Rifky adalah kekasih Dara, tapi sekarang ia datang sebagai
calon kekasih Arin. Membayangkan dua wanita yang Miko sayangi dipermainkan
Rifky. Miko mendatangi Rifky dan menyeretnya keluar rumah. Setelah sampai di
luar rumah, tanpa basa basi Miko meninju wajah Rifky.
Rifky :
Apa-apaan ini ?
Miko :
Apa-apaan ? Dasar bajingan gila. Bisa-bisanya kau membodohi adikku.
Rifky :
Membodohi ? Maksudmu ? Aku tidak mengerti !
Miko :
Jangan pura-pura tidak mengerti !
Rifky :
Aku benar-benar tidak mengerti. Aku sama sekali tidak membohongi siapapun !
Miko :
Kau fikir aku tidak tahu hubunganmu dengan Dara ?!
Rifky :
Dara ? Oh, jadi maksudmu hubunganku dengan Dara ? Haha
Miko :
Kau fikir ini lelucon.
Rifky :
Bukan, bukan. Aku tidak berfikir ini lelucon. Aku hanya tidak menyangka kau
akan berfikir sampai sejauh itu.
Miko :
Jangan pernah berani mempermainkan Dara !
Rifky :
Dara ? Sebenarnya kau peduli pada adikmu atau Dara ?
Miko :
Mereka berdua bukan orang yang bisa kau permainkan.
Rifky :
Aku bisa mengerti jika kau marah dan berusaha melindungi Arin. Tapi Dara, apa
alasanmu ? Kau sudah tidak punya hubungan apa-apa dengan dia. Dan yang sudah
mempermainkan Dara bukan aku, tapi kau !
Miko :
Kau, jangan coba mengecohku. Kenapa aku mempermainkan Dara ?!
Rifky :
Dengar. Tentang Arin, kau tidak perlu khawatir, ia sudah tahu aku kenal dekat
dengan Dara, ia bahkan sudah tahu bahwa saat ini aku sedang mencoba menghibur
Dara dari semua nasib buruk yang ia alami karena dirimu !
Miko :
Aku tidak pernah mempermainkan Dara, dan nasib buruknya, kenapa semua karena
aku !
Rifky :
Sepertinya kau belum mengerti, Dara bukan hanya dipecat dari pekerjaannya, ia
juga mendapat hinaan dari ibumu. Ibumu sudah membuka luka lama Dara yang sudah
susah payah ia kubur. Ibumu juga menuduh Dara sebagai penipu yang sudah
mempermainkanmu. Dan setelah semua yang terjadi pada Dara, ia selalu berharap
kau akan datang untuk meminta maaf atas semua perlakuan dan tuduhan ibumu. Tapi
kau ? Meskipun kau tidak menyukainya, seharusnya kau datang, untuk
berterimakasih sekaligus meminta maaf padanya.
Miko :
Mengapa Dara berfikir aku tidak menyukainya ?!
Rifky :
Jika kau menyukai Dara, kau tidak akan bermesraan di depan Dara.
Miko :
Kapan ?
Rifky :
Jika kau ingin mendapatkan jawabannya, tanyakan sendiri pada Dara !! Aku harus
masuk kedalam, Arin dan orang tuamu pasti menunggu lama.
Rifky masuk kedalam rumah, sementara
Miko masih berdiri di depan pintu. Arin yang mendengar percakapan Miko dan
Rifky dari balik pintu segera berlari begitu Rifky akan masuk.
Dan saat makan malam, Miko lebih
banyak diam. Ia memikirkan perkataan Rifky tentang Dara. Miko melihat ibunya,
Ibu yang Miko kenal sangat lembut dan penyayang, lalu benarkah ibunya sejahat
itu, berkata buruk dan menuduh Dara seorang penipu ?! Apakah itu pula sikap
yang ditunjukan ibu pada Indri ?!
Miko tidak ikut acara makan malam, ia
pamit pada orang tuanya dan berkata ada urusan mendesak. Lalu Miko langsung
pergi kerumah Dara, sesampainya disana ia menelpon Dara.
Dara :
Ada perlu apa kau menelponku malam-malam ?
Miko :
Aku ada didepan rumahmu. Keluarlah !
Miko menutup telpon tanpa menunggu
jawaban dari Dara. Lima menit kemudian, Dara keluar dari rumahnya.
Dara :
Ada apa ?
Miko tidak menjawab pertanyaan Dara,
ia masih diam menatap Dara.
Dara :
Jika tidak ada hal penting, pergilah. Aku sibuk !
Dara berbalik akan pergi meninggalkan
Miko, tapi Miko dengan cepat memegang tangan Dara, lalu mendekap Dara yang
sudah membelakanginya. Dara diam tidak menyangka Miko akan memeluknya dari
belakang seperti ini. Beberapa saat kemudian, ia sadar dan mencoba melepaskan
tangan Miko. Tapi tangan Miko sangat kuat memeluknya.
Miko :
Diamlah, diamlah untuk saat ini.
Dara berhenti mencoba melepaskan
tangan Miko. Ia kembali diam seperti yang dikatakan Miko.
Miko :
Maafkan aku, seharusnya aku tidak membiarkanmu melewati semua ini sendiri. Aku
terlalu bodoh hingga tidak menyadari bahwa kau sangat terluka.
Miko membalikan tubuh Dara sehingga
mereka berdua berhadapan. Mereka saling menatap dalam diam. Miko perlahan
menundukan wajahnya mendekati wajah Dara, lebih dekat dan semakin dekat. Dan
ketika wajah mereka sangat dekat, Miko mencium kening Dara.
Dara memejamkan matanya yang
meneteskan airmata. Miko menyusut air mata Dara dengan tangannya. Dalam fikiran
Dara, apakah ini kenyataan atau hanya sebuah mimpi. Dara berbicara pada diri
sendiri.
Dara :
Kenapa mimpi ini seperti sangat nyata ?
Miko :
Ini memang nyata, bukan sebuah mimpi.
Miko mencium bibir Dara, dan hal itu
membuat Dara membuka matanya. Kini ia menyadari bahwa ini memang benar-benar
bukan mimpi. Miko berada di hadapannya sekarang, datang menemuinya. Miko
benar-benar peduli padanya, bukan hanya menganggap dirinya pengasuh Marsya. Dan
Miko juga, menyukainya.
Miko dalam perjalanan pulang
kerumahnya, ia tersenyum mengingat obrolannya dengan Dara. Dara yang telah
salah paham dan menganggap Ismi adalah kekasih Miko. Miko memegang bibirnya dan
masih merasakan ciumannya dengan Dara. Malam ini menjadi salah satu malam
terindah bagi Miko. Miko juga ingat permintaan Dara, jika Miko ingin
berhubungan dengan Dara, Miko harus lebih dulu meminta restu pada ibunya.
Karena Dara tidak ingin ada orang lain yang tidak merestui hubungan mereka,
terlebih lagi jika orang itu adalah orangtua Miko. Miko melihat sudah jam 11.
Ia menelpon Arin lalu menanyakan Ibu dan Marsya. Karena mereka sudah tidur, Miko memutuskan
untuk datang besok sore. Miko pun langsung pulang kerumahnya.
Begitu pula Dara, ia sudah
mendengar penjelasan Miko tentang kesalah pahaman nya pada Ismi. Miko juga
memberitahukan alasan bahwa Miko ingin mendatangi Dara ketika ia sudah
mempersiapkan diri dengan baik. Dara tersenyum dan memegang bibirnya. Ia tidak
menyangka Miko akan begitu menyukainya hingga berusaha mempersiapkan diri hanya
untuk datang pada Dara. Dan sekarang Dara harus menunggu Miko sampai Miko
persiapan Miko sudah siap dan Miko akan datang padanya.
Jam
5 sore,jam kerja Miko sudah selesai. Hari ini ia akan datang pada ibu seperti
yang Dara minta.
Miko : Bu, aku ingin bicara.
Ibu : Ada apa ? Mukamu serius sekali.
Miko : Aku ingin ibu merestui hubunganku dengan
Dara.
Ibu : Apa ? merestui hubungan dengan wanita
penipu itu ?
Miko : Maksud ibu apa, menyebut Dara seorang penipu
?
Ibu : Kalau bukan penipu, lalu apa ? dia
berpura-pura mengasuh Marsya untuk menipumu.
Miko : Bu, hentikan omong kosong ibu. Dia bukan
seorang penipu. Aku lebih mengenal dia daripada ibu.
Ibu : Lalu, apa kau tahu bagaimana masalalunya
?
Miko : Aku tahu, aku tahu bagaimana menderitanya
dia dimasalalu.
Ibu : Oh, jadi wanita itu sudah mengatakan
semuanya untuk mencari simpatimu.
Miko : Ibu ! Aku mohon. Jangan lagi bicara buruk
tentang dirinya. Dia tidak pernah mengeluh atau menceritakan apapun padaku.
Bahkan Dia tidak tahu bahwa aku sudah tahu tentang dirinya. Jadi aku mohon, ibu
restui hubunganku.
Ibu : Tidak !
Miko : Bu, jangan sampai aku tidak memaafkan ibu
atas apa yang sudah ibu lakukan. Aku tahu ibu bersikap buruk pada Indri dan
juga Dara. Semuanya jadi kacau seperti ini bukan hanya karena aku, tapi juga
karena sikap buruk ibu. Jadi aku mohon jangan membuat aku membenci ibu karena
ibu tidak bisa merubah sikap ibu.
Ibu : Miko ! Apa kau sudah terpengaruh dengan
perempuan itu ?
Miko : Baiklah, jika ibu masih berfikir bahwa Dara
bukan perempuan baik-baik. Tapi satu hal yang harus ibu tahu, aku datang kesini
murni untuk meminta restu ibu pada hubunganku dengan Dara. Aku ingin menganggap
ibu tidak pernah bersikap buruk, aku ingin ibu adalah ibu yang penyayang
seperti ibu menyayangiku. Tapi sekarang, aku benar-benar kecewa padamu. Aku
tidak akan memaksamu untuk memberiku restu pada Dara, tapi ibu juga tidak bisa
memaksa ku untuk melupakan sikap buruk ibu.
Miko
pergi meninggalkan ibu dan menemui Marsya dikamarnya.
Marsya
: Ayah, kenapa semalam ayah pergi tiba-tiba ?
Miko : Kemarin ayah ada urusan mendadak. Maafkan
ayah. Dan hari ini, ayah juga punya kabar bahagia untukmu.
Marsya
: Apa itu ?
Miko
: Ayah sudah menemukan Dara.
Marsya
: Benarkah ? Lalu dimana dia sekarang ? Apa ada disini juga ?
Miko : Tidak, dia belum datang kesini. Ayah harus
minta ijin dulu pada nenek jika ingin membawa Dara kesini. Tapi sepertinya
nenek tidak mengijinkan jika ayah yang meminta. Karena itu, apa Marsya mau
bantu ayah minta ijin ke nenek ?
Marsya
: Tentu saja aku mau. Dan nenek, ayah tau tidak ? Dia selalu mendengarkan
permintaanku. Jadi dia pasti mengijinkan Dara datang kesini.
Satu
bulan kemudian, Dara pergi kerumah sakit untuk check up terakhirnya. Dan
hasilnya sangat baik. Rahim Dara sudah cukup sehat dan bahkan kemungkinan
mempunyai keturunan sangat besar karena kesuburannya juga sangat baik. Dara
keluar dari ruangan dokter, lalu di lorong ia bertemu dengan Anton dan Rima.
Perut
Rima sudah mengecil, tapi Rima terlihat sulit berjalan hingga harus dibantu
Anton. Dara melihat mereka, ia menghitung usia kehamilan Rima, seharusnya ia
sudah melahirkan sekarang. Apa mungkin dia baru melahirkan hingga jalannya
masih belum lancar. Meskipun Dara tidak suka bertemu mereka berdua, tapi ia
harus menyapa mereka karena mereka bertemu muka seperti ini.
Dara : Apa kabar Rim ? Perutmu sudah mengecil,
pasti kau sudah melahirkan. Perempuan atau laki-laki?
Rima : Ada apa kau datang kesini ? Apa mungkin kau
sudah tahu apa yang terjadi padaku dan ingin menertawakan aku ?!
Dara : Maksudmu apa ? Kenapa aku harus
menertawakan kalian ?!
Anton : Sudahlah Rim, jangan
memulainya lagi. Mungkin memang Dara benar-benar tidak tahu.
Rima : Tidak mungkin, dia pasti tahu. Dan kau
Dara, meskipun aku keguguran, jangan berfikir kau bisa menertawakan aku !
Dara : Keguguran ? Kapan ?
Anton : 4 hari yang lalu.
Dara : Aku turut prihatin atas apa yang menimpa
kalian.
Rima : Dara, kau berani-beraninya berkata prihatin
pada kami. Jangan-jangan kau datang kesini untuk berpura-pura prihatin lalu
mendapatkan simpati dari mas Anton.
Tiba-tiba
Miko datang dan membalas perkataan Rima.
Miko : Mendapatkan simpati ? Apa aku tidak salah
dengar ?!
Rima : Kau, bukankah kau Miko yang pemain film
itu. Dengar, ini urusanku dengan Dara, jangan ikut campur !
Miko : Benarkah ?! Urusan Dara juga urusanku. Jadi
jika ada yang ingin kau katakan pada Dara, katakan saja padaku. Dan tadi kau
berkata Dara ingin mendapatkan simpati dari suamimu ? Aku fikir kalian harus
bercermin. Dara terlalu berharga dan dia tidak mungkin menyianyiakan waktunya
untuk mencari simpati tidak penting dari suamimu. Dan kau, siapa namamu ?
Anton. Kau benar-benar bodoh membuang Dara hanya untuk perempuan seperti dia !
Rima : Kau, bagaimana kau bisa berkata seperti itu
?!
Miko : Baiklah, karena aku dan Dara tidak ingin
berurusan dengan kalian. Kami pergi. Permisi !
Miko
menuntun tangan Dara dan membawanya pergi dari hadapan Rima dan Anton. Rima
merasa sangat kesal melihat sikap Miko, kali ini ia kalah telak dari Dara. Dara
yang ia fikir lebih buruk darinya ternyata bisa mendapatkan pria seperti Miko.
Rima : Mas, kenapa diam aja. Mas ga liat
penghinaan dari orang itu pada kita ?!
Anton,
ia tidak menjawab pertanyaan Rima dan malah pergi meninggalkan Rima. Anton
termenung memikirkan perkataan Miko. Dara memang sangat berbeda dari Rima.
Meskipun Dara tidak anggun, tapi Dara tidak pernah mencela orang lain dan
menilai dirinya lebih baik dari orang lain. Dara juga tidak pernah menuntut banyak
hal pada Anton. Meskipun Dara lelah karena sama-sama bekerja, tapi Dara tidak
pernah menunjukannya dan selalu menyambut Anton dengan hangat ketika Anton
pulang bekerja. Dara juga tidak pernah berkata buruk tentang ibunya meskipun
ibunya tidak menyukai Dara. Anton kembali mengingat saat pertama ia bertemu
Dara. Ketika Dara menangis di belakang sekolah karena ejekan teman sekolahnya.
Ia mengingat masa-masa indah bersama Dara yang banyak mereka lalui berdua.
Anton sadar, meskipun Dara belum mempunyai anak, tapi ia cukup bahagia bersama
Dara. Tidak seharusnya ia menghianati Dara hanya karena Dara belum memberinya
keturunan. Dan sekarang, Anton merasa pantas mendapat hukuman dari tuhan atas
apa yang sudah ia lakukan pada Dara. Ia masih belum diberikan keturunan, dan
mendapatkan istri yang tidak sebaik Dara.
Sementara
Dara, ia melihat Miko yang menuntunnya. Miko untuk kedua kalinya membela Dara
ketika Dara sedang berhadapan dengan Anton dan Rima. Dara tersenyum mengingat
ucapan Miko yang menganggap Dara sangat berharga. Miko berbalik dan melihat
Dara yang tersenyum sendiri.
Miko
: Kenapa ?
Dara : Kamu benar-benar keren. Aku tidak pernah
membayangkan bisa mencintai orang seperti dirimu. Terimakasih sudah hadir dalam
hidupku.
Dara
tersenyum lalu memeluk Miko. Miko mencoba melepaskan pelukan Dara karena malu
orang-orang disekitar melihat kearah mereka.
Miko : Dara, lepaskan. Orang lain melihat kita .
Dara : Aku tidak peduli. Biarkan saja orang lain
lihat agar mereka tahu bahwa aku mencintaimu.
Miko
berhenti mencoba melepaskan diri dari pelukan Dara dan memeluk Dara dengan
sangat erat hingga orang disekitar mereka bersorak riuh melihat mereka berdua.
THE END
Lalu bagaimana dengan ibu Miko ? Ibu Miko
menyetujui hubungan Dara dan Miko. Ia tidak bisa menolak permintaan Marsya yang
selalu memintanya untuk mengijinkan Dara kerumahnya. Ibu tidak bisa berbuat
banyak, Miko dan Marsya mencintai Dara, dan ia juga tidak punya alasan lagi
untuk melarang mereka. Setelah mendapatkan restu orangtuanya, Miko dan Marsya
pergi kerumah Dara.
Ketika Dara membuka pintu, Marsya memeluknya
dan berkata,
“ Dara, Please be my mom !”
kerenn... ada cerita lagi
ReplyDeleteCerita lain Masih proses penulisan,, nanti kalau beres pasti lgsung di posting. Thanks for reading :)
DeleteHebat .. sukses u cerita selanjutnya
ReplyDeleteCeritanya sukses membuat aku mewek. Walaupun diceritakan dgn singkat..
ReplyDelete