DARA,PLEASE BE MY MOM (PART 13)
Setelah makan malam selesai, Miko
tidak langsung pulang, ia bermain lego dengan Marsya. Sementara Dara membiarkan
mereka berdua main dan ia menonton tv. Miko cukup cekatan membuat berbagai bentuk dari lego. Ia mengajarkan
Marsya membuat rumah dan robot. Karena terlalu asyik bermain hingga tak terasa sudah jam 10 malam.
Dara : Marsya, tidak bisakah
melanjutkan permainan lain waktu ? sudah jam 10 dan kamu harus tidur.
Miko : Besok kita bisa main lagi.
Marsya : Tidak ayah. Jika besok tidak bisa main lagi bersama ayah.
Marsya memang
benar, malam seperti ini akan sangat langka bagi Marsya, Dara juga tidak tega
jika ia memaksa Marsya tidur dan merindukan ayahnya lagi. Dara pamit pada Miko karena sudah
mengantuk. Sedangkan Miko dan Marsya melanjutkan permainan mereka.
Pagi sudah datang, Dara bangun dari
tidurnya. Waktu sudah menunjukan pukul 5 pagi. Marsya tidak ada di kamar. Dara
keluar kamar untuk mencarinya. Dan ia terkejut karena melihat Marsya tidur
bersama Miko dengan Lego yang sangat berantakan. Dara menepuk jidat, jadi
semalam mereka terus bermain hingga lupa waktu. Dara pergi ke kamar mandi untuk
mandi. Setelah itu ia mulai membereskan setiap ruangan. Tapi ia melewatkan
ruang tv karena Marsya dan Miko masih tertidur. Jam 7 Dara sudah selesai
membersihkan semua ruangan, tapi Miko dan Marsya belum juga bangun padahal ia
cukup berisik membereskan rumah.
Selesai membereskan rumah, Dara
membuat sarapan untuk mereka. Sebuah omelet dengan nasi goreng porsi bertiga.
Aroma nasi goreng yang harum membangunkan Miko. Ia pergi melihat Dara ke dapur.
Melihat Dara memasak nasi goreng membuat Miko teringat saat Miko masih tinggal bersama keluarga, ibunya
selalu membuatkan nasi goreng untuknya. Dan setelah berpisah, Ia hanya sarapan
roti atau makanan fast food yang tidak sulit di masak.
Dara menyapa Miko yang baru bangun
tidur, ia menyuruh Miko ke kamar mandi dan setelah itu sarapan. Miko segera ke
kamar mandi, Miko ingin sarapan bersama Marsya,tapi Ismi menelponnya dan
menyuruh ia untuk segera pergi ke kantor. Dara pun menyuruh Miko untuk sarapan
sekarang karena Marsya pasti akan lama bangun apalagi setelah semalam bermain.
Syuting film Miko dihentikan
sementara karena sutradara Jo yang sedang sakit. Karena itu Miko akan punya
waktu libur beberapa hari. Tapi Ismi juga mengajak Miko untuk menjenguk
sutradara Jo kerumahnya karena ia menolak untuk di rawat di rumah sakit.
Hanya 45 menit perjalanan dari kantor
ke rumah sutradara Jo. Istri Sutradara Jo yang tidak lain adalah Kristin. Ia mempersilahkan
Ismi dan Miko masuk. Sedangkan Sutradara Jo sedang tidur sehingga Miko dan Ismi tidak bisa
menemuinya. Mereka menunggu Jo bangun di ruang tamu, saat itu anak Kristin,
Angel sedang membuka-buka album sekolah Kristin di ruang TV. Angel mengenal
Miko karena pada saat ulang tahunnya, Miko datang memberikan kado padanya.
Angel menghampiri Miko dengan membawa
album sekolah Kristin, ia menunjukan betapa cantik ibunya ketika sekolah, Miko
hanya mengiyakan. Mereka membuka satu persatu halaman, hingga Miko melihat
sebuah foto mirip Dara. Miko memperhatikan dengan detail, dan benar itu memang
Dara.
Ismi mendapat telpon dan ia harus
segera pergi karena ada urusan, Miko menolak pergi bersama Ismi dan memilih
tetap di rumah Jo menunggu Jo bangun. Meskipun sebenarnya alasan ia tidak pergi
karena ia penasaran dengan masalalu Dara yang ia harap Kristin bisa
memberitahunya.
Kristin melihat Miko yang terdiam
melihat sebuah foto. Ia menghampiri Miko untuk melihat foto yang dilihat Miko.
Kristin : Ada apa ?
Miko :
Tidak apa-apa. Hanya saja wajahnya seperti tidak asing. (Miko menutup album
foto)
Kristin : Kamu pernah bertemu dengan dia ?
Miko :
Tidak, memangnya dia siapa ?
Kristin : Gadis itu. Dia bernama Dara. Gadis pintar yang malang.
Miko :
Maksudmu ?
Kristin : Gadis pintar yang malang. Karena diantara semua kejadian nyata
yang aku alami maupun aku lihat, dia adalah gadis dengan nasib yang paling
malang.
Miko :
Tapi aku masih tidak mengerti.
Kristin : Kamu juga tidak perlu mengerti. Dia pasti akan malu jika aku
menceritakan masalalunya pada orang lain.
Miko :
Tetap saja, kamu harus melanjutkan ceritamu karena sudah memulainya.
Kristin : Baiklah, lagipula aku fikir kamu tidak akan mungkin bertemu
dengannya. Jadi kalau aku ceritakan, dia tidak akan merasa malu. Dia itu
temanku, lebih tepatnya teman buruk ketika SMA. Kami selalu bersaing dalam
segala hal. Dia selalu berada satu ranking di atasku. Saat itu ayahnya terjerat
kasus korupsi dan kami membully nya habis-habisan. Aku semakin kesal karena cinta pertamaku jatuh cinta padanya
meskipun dia sedang dalam keadaan terpuruk saat itu. Aku benar-benar merasa iri padanya, disaat
dia jatuh pun dia masih memiliki keberuntungan. Tapi siapa sangka saat ini
semuanya terbalik. Keberuntungannya entah pergi kemana. Ia dipecat dari
pekerjaannya, suaminya yang tidak lain adalah cinta pertamaku ternyata tidak
sebaik yang aku fikirkan, ketika Dara tidak juga mempunyai anak, suaminya
berselingkuh dan menceraikan Dara. Menurutku dua hal itu sudah cukup membuat
Dara menderita, tapi ternyata tuhan masih menguji kesabarannya. Hanya beberapa
minggu setelah perceraiannya, ia baru tahu jika ada kista yang bersarang di
rahimnya. Dan sekarang, untuk bertahan hidup ia bahkan sampai rela menjadi
seorang baby sitter.
Di sepanjang perjalanan pulang, Miko
terus memikirkan perkataan Kristin tentang Dara. Ia kembali mengingat pertemuan
pertamanya ketika ia menabrak motor Dara. Ia pun ingat bahwa saat itu Dara
sedang berada dipinggir jembatan. Apa mungkin saat itu ia ingin bunuh diri ? ia
kemudian mengingat pertemuan kedua dengan Dara di pesta ulang tahun anak
Kristin, awalnya Miko merasa Dara berlebihan jika menyimpan dendam padanya
hanya karena ia menyenggol motornya, tapi sekarang ia tahu bahwa Dara tentu
saja merasa sangat marah karena Ia menambah daftar bencananya. Miko merasa
bersalah sudah menambah penderitaan Dara dengan beban hutang karena kerusakan
mobilnya. Mungkin saat itu ia sudah kehilangan akal dan menyingkirkan rasa
malunya untuk mengambil celengan dirumah mantan suaminya, walaupun akhirnya ia
harus berakhir di kantor polisi.
Sekarang apa yang harus ia lakukan,
apa ia harus membebaskan hutang Dara sekaligus membebaskannya dari kewajiban
mengurus Marsya ? Miko segera menyadarkan diri, ada apa dengan dirinya, mengapa
ia menjadi begitu peduli dengan Dara. Dara hanya orang lain baginya, ia tidak
harus merasa sangat peduli padanya. Lagipula Dara sudah menandatangani kontrak
untuk mengurus Marsya sebagai pembayaran utang-utangnya. Kemudian ia teringat
penyakit Dara, apa Dara sudah mengobati penyakitnya? Karena untuk membayar
hutang pada Miko saja ia tidak bisa, lantas darimana ia mendapatkan uang untuk
mengobati pernyakitnya ? Atau bahkan mungkin ia sekarang merasa menyerah
dengan penyakitnya ?
Miko mendatangi apartemen untuk
menjawab rasa penasarannya. Sekarang baru jam 4 sore, mungkin Dara dan Marsya
sedang bersantai, jadi jika ia datang ia tidak akan mengganggu waktu mereka. Dan ia juga belum
makan, makan malam di apartemen bukan hal yang buruk, ditambah lagi masakan
Dara yang cukup enak dan masuk ke seleranya.
Tapi ketika Miko sampai di lobi
apartemen, ia melihat Dara dan Marsya yang sepertinya akan pergi. Miko ingin
memanggil mereka tapi tertahan karena ada seorang pria yang lebih dulu
memanggil mereka. Miko merasa pernah melihat pria itu, tapi dimana ? Ia
kemudian ingat pada pria yang pernah ia lihat sedang makan malam bersama Dara
di apartemennya. Siapa dia ? apa mungkin dia kekasih Dara ? Miko merasa kesal
jika pria itu adalah kekasih Dara. Bagaimana mungkin Dara bisa begitu cepat mendapatkan
kekasih jika ia belum lama bercerai. Meskipun itu memang haknya karena ia sudah
tidak punya ikatan dengan siapapun. Tapi tetap saja, ia tidak boleh secepat
itu, lalu bagaimana dengan Marsya ?
Miko memutuskan untuk mengikuti
mereka dari belakang. Dan ternyata mereka pergi ke XXI, Miko tidak mungkin
masuk dengan pakaian seperti ini, orang-orang akan mengenalinya dan itu akan
membuat ia ketahuan ketika mengikuti Dara. Miko mengambil jaket dan topi yang
selalu ada di mobil. Kemudian ia keluar dengan memakai jaket dan topi tersebut.
Dara berada di antrian loket sedang
membeli tiket sementara Marsya dan Rifky membeli cemilan. Miko melihat dari
kejauhan, ia sedikit merasa iri melihat keakraban Marsya dan Rifky. Seharusnya
yang berada dengan Marsya sekarang adalah dirinya bukan orang lain. Tidak
sampai disitu, Miko juga mengikuti Dara sampai masuk ke dalam, dan tentu saja melihat mereka menonton bersama
membuat Miko semakin marah.
Film sudah selesai, mereka pergi ke
foodcourt dan Miko tetap mengikuti mereka. Miko duduk di tempat yang terhalang
sebuah hiasan agar tak terlihat. Di tengah makan, Rifky pamit pergi ke toilet.
Dara dan Marsya melanjutkan makan mereka. Tapi tak disangka, Anton datang
bersama Rima, Dara melihat mereka dan memilih berpura-pura tidak melihat. Namun
sial, Rima melihat Dara, Ia menghampiri Dara.
Rima :
Dara ? Tidak disangka akan bertemu disini ?
Dara tentu saja salah tingkah Rima
menyapanya, ia berfikir Rima akan membuatnya kembali malu saat ini. Sementara
Anton, ia menatap Dara dengan pandangan menyesal, menyesal bertemu Dara dalam
keadaan seperti ini.
Dara :
Iya, apa kabar ?
Anton :
Baik, apa kamu juga baik-baik saja ?
Dara ingin menjawab pertanyaan Anton,
tapi Rima memotong.
Rima :
Sayang, tidak kah kamu lihat. Pasti Dara baik-baik saja jika sekarang bisa
jalan-jalan ke mall. Tapi kamu dengan siapa ? Dan anak ini, siapa dia ?
Dara :
Aku fikir itu bukan urusanmu. Jika kalian ingin makan. silahkan sebelum meja
yang lain penuh.
Rima :
Kamu kenapa ko sewot ? Atau mungkin kamu tidak ingin kita tahu bersama siapa
kamu datang? Apa mungkin kamu datang kesini bersama ayah anak ini?
Dara :
Sudah kubilang bukan urusanmu !
Rima :
Tentu saja bukan urusan kami. Hanya saja aku tidak menyangka karena begitu
ingin punya anak sampai kamu datang dengan seseorang yang memiliki anak.
Kesabaran Dara kesal pada Rima,
kata-katanya benar-benar keterlaluan. Dara mengambil air di gelas dan
menumpahkannya pada Rima.
Dara :
Aku fikir mulutmu perlu di cuci agar tidak mengeluarkan kata-kata yang tidak
pantas, ditambah lagi sekarang kamu sedang hamil, aku harap anakmu tidak tertular bibir busukmu !
Rima mengangkat tangan ingin menampar
Dara. Tapi diluar dugaan, Anton menahan tangan Rima.
Anton :
Sudah hentikan, jangan membuat kekacauan disini.
Rima tidak mendengar perkataan Anton,
ia kemudian mengangkat piring dan akan melemparkannya pada Dara. Dan saat itu
Miko datang, ia menangkap piring yang akan dilemparkan pada Dara. Miko sedari
tadi memang memperhatikan kejadian itu, ia awalnya tidak ingin ikut campur,
tapi melihat Dara yang terpojok ia datang untuk menyelamatkan Dara. Tanpa menatap
Anton dan Rima, Miko berbicara pada Dara.
Dara :
Miko ?
Miko :
Apa yang kamu lakukan disini ? kamu tidak pantas untuk menghiraukan orang-orang
seperti mereka.
Anton tidak terima dengan perkataan
Miko, ia hendak melawan Miko. Dengan cekatan Miko menahan tangan Anton
yang hampir meninjunya.
Iapun membawa Dara dan
Marsya pergi sementara Rima dan Anton menatap tak percaya. Rima tidak percaya,
bahwa seorang artis seperti Miko datang dan membawa Dara pergi. Ia penasaran
bagaimana mereka bisa saling mengenal, terlebih lagi bagaimana Miko bisa peduli
pada Dara.
Rifky yang baru keluar dari toilet,
melihat kejadian dimana Miko datang menyelamatkan Dara. Ia juga diam tidak
percaya dengan apa yang dilihatnya. Sekarang ia yakin ada sesuatu antara Miko
dan Dara. Dan kedatangan Miko ke apartemen malam itu bukan karena Miko salah
masuk apartemen. Ia pun bertanya dalam hati, ada apa sebenarnya di antara
mereka berdua ?
Part 14
Part 14
Comments
Post a Comment