DARA,PLEASE BE MY MOM (PART 12)
Part 11
12. KADO PERMINTAAN MAAF
Miko terbangun di pagi hari dengan
kepala pusing. Bagaimana tidak, semalam ia tidur sangat malam karena memikirkan
Marsya. Membayangkan betapa kecewanya Marsya pada dirinya. Ia melihat jam
menunjukan pukul 9 pagi. Miko melihat ponselnya, belum ada telpon dari Ismi. Ia
pun ingat bahwa Ismi sedang sakit jadi tidak mungkin menelponnya. Miko bergegas
mandi dan pergi ke rumah sakit untuk melihat keadaan Ismi.
Rifky :
Dara, kamu mau kemana pagi-pagi begini ?
Dara :
Ke rumah sakit, hari ini jadwal check up pasca operasi.
Rifky :
Kebetulan kalo gitu kita searah. Yo naik, daripada nunggu bis lama.
Dara :
Makasih, tapi saya naik bus aja.
Tanpa Dara sangka, Marsya langsung
naik ke mobil Rifky. Dan tentu saja Dara tidak bisa mencegahnya. Marsya dan
Rifky memang sudah dekat meskipun mereka baru dua kali bertemu. Mungkin itu
karena Rifky yang membuat Marsya nyaman berada didekatnya. Dara akhirnya naik
ke mobil Rifky.
Satu jam kemudian mereka sampai di
rumah sakit. Jam menunjukan pukul 10 pagi. Satu jam kemudian Dara selesai check
up, pemeriksaannya memang hanya memakan waktu 15 menit, yang lama justru ketika
ia mengantri karena ia datang jam sepuluh dan mendapat no antrian ke 7. Kondisi
rahim Dara juga semakin baik, ditambah lagi Dara tidak melakukan hubungan seks
pasca operasi dan itu membuat rahimnya cepat membaik.
Dara sedang berjalan untuk pulang
bersama Marsya di lorong rumah sakit, dari kejauhan ia melihat pria yang mirip
dengan Miko yang berjalan membelakanginya dengan seorang wanita. Dara mengajak
Marsya untuk berjalan lebih dekat agar bisa memastikan apa itu Miko atau bukan.
Tapi Miko terlalu jauh hingga Dara tidak bisa mengejarnya. Miko sudah akan naik
mobil, ia membukakan pintu untuk
perempuannya lalu pergi dari rumah sakit.
Dara berfikir bahwa alasannya tidak
datang kemarin adalah untuk perempuan itu, tapi siapa dia ? Miko selalu sibuk
pada Marsya tapi dia selalu ada pada
perempuan yang lain. Pertama untuk adiknya, ia rela tidak bekerja untuk
menemani adiknya liburan. Dan sekarang, Miko mengabaikan Marsya juga untuk
perempuan. Tapi ia fikir perempuan ini bukan adik Miko, karena Arin berambut
pendek, sedangkan perempuan yang bersama Miko kali ini berambut panjang. Lalu dia
siapa ?
Jam sudah menunjukan pukul 11 siang,
perjalanan dari rumah sakit ke apartemen pasti lebih dari satu jam karena memakai
kendaraan pribadi saja sudah satu jam. Dan Marsya pasti akan kelaparan karena
ia selalu tepat makan siang. Dara memutuskan untuk makan siang di kantin rumah
sakit.
Dan kebetulan terjadi lagi, saat Dara
mencari kantin, ia bertemu dengan Rifky.
Rifky :
Bagaimana check upnya ? sudah selesai ?
Dara :
Sudah. Dan aku lega karena semuanya semakin baik.
Rifky :
Benarkah ?
Dara :
Ya, aku sangat lega sekarang. Ternyata semuanya tidak seburuk yang aku
fikirkan.
Rifky :
Tentu saja, jadi jangan terlalu difikirkan karena hal itu hanya akan membuatmu stress.
Dara :
Iya. Oiya, apa kamu tahu arah menuju kantin ?
Rifky :
Kantin ? Kamu jalan lurus, nanti habis gedung ini belok kanan dan kantinnya ada
di ujung sana.
Dara berterimakasih lalu pergi
bersama Marsya ke arah yang ditunjukan Rifky. Rifky melihat jam tangan sudah
pukul jam 11 siang, ia memanggil Dara kembali.
Dara :
Ada apa ?
Rifky :
Apa mungkin kamu sudah akan makan siang ?
Dara :
Iya, karena Marsya tidak bisa telat makan, karena itu kami akan makan dulu dan
setelah itu baru pulang.
Rifky :
Apa kamu tidak mengajaku bergabung ?
Dara :
Makan ? Ahhh ,, ya apa kamu juga mau makan siang ?
Rifky :
Tentu saja, tapi jika ada yang mentraktir. Apalagi baru saja seseorang berkata
hasil ceck up nya sangat baik, tentu saja aku fikir aku akan makan siang gratis
hari ini.
Dara :
Makan siang gratis ? ba. . baiklah ! Aku akan mentraktirmu ( Dara memikirkan
isi dompetnya yang tidak lebih dari 100 ribu, apakah itu cukup ?)
Rifky melihat ekspresi Dara, ia
tersenyum karena merasa berhasil mempermainkan Dara.
Rifky :
Tenang saja, aku tidak serius. Justru seharusnya aku yang mentraktir kalian,
karena waktu itu aku dijamu makan malam yang sangat lezat.
Dara :
Benarkah ? Tapi tidak perlu, lagipula itu bukan sebuah hutang yang harus dibayar.
Rifky :
Tenang saja, tidak usah malu. Ayo cepat ke kantin, nanti tidak dapat kursi
karena penuh.
Dara makan siang bersama Marsya dan
Rifky. Mereka kembali makan sambil bercerita banyak hingga tidak terasa jam
sudah menunjukan pukul 1 siang. Rifky harus kembali ke ruangannya karena ia
sudah hampir dua jam tidak ditempat.
Dara kembali ke apartemen jam 3 sore.
Saat ia masuk,ternyata sudah ada Miko didalam. Melihat Dara dan Marsya yang
langsung pulang, Miko memarahi mereka. Dara menyuruh Marsya masuk kedalam
kamar.
Miko :
Darimana saja kalian ?
Dara :
Apa urusanmu ? ada atau tidak ada, hadir atau tidak hadir. Apa itu penting
untukmu ?!
Miko :
Apa maksudmu ??
Dara :
Bahkan sampai sekarang, kamu belum juga mengerti ?! baiklah tidak perlu
mengerti, tidak perlu pedulikan apapun. Lagipula bukankah seorang anak itu
hanya sebuah beban untukmu.
Dara masuk kamar dan meninggalkan
Miko. Miko menyuruh Dara keluar kamar, tapi Dara tidak menghiraukannya. Ia bersyukur
tadi sempat makan siang di kantin, sehingga ia dan Marsya bisa diam di kamar
tanpa perlu kelaparan. Sementara Miko kesal dengan sikap Dara, anaknya pun
tidak marah, bagaimana bisa Dara semarah itu padanya. Miko awalnya ingin
meminta maaf atas insiden kemarin, namun karena terlanjur kesal dengan Dara,
niatnya langsung hilang dan ia pun pergi meninggalkan apartemen tanpa menunggu
Dara dan Marsya keluar dari kamar.
Miko kembali ke kantor dengan muka
suntuk, disana sudah ada Ismi. Ismi tahu kemarin Miko tidak datang ke taman
bermain sebagaimana yang ia inginkan. Ismi sebenarnya merasa bersalah dengan
Marsya, karena satu-satunya alasan ia tidak ingin Miko datang hanyalah Dara.
Ismi :
Lo kenapa ? mukanya ga enak banget !
Miko diam tidak menjawab pertanyan
Ismi. Ismi melanjutkan lagi perkataannya
Ismi :
Apa mungkin ini karena kemarin acara kalian gagal ?
Miko masih diam tidak menjawab Ismi.
Ismi :
Sory yah, gara-gara gue acara lo jadi berantakan. Apalagi ini acara pertama lo
sama Marsya.
Miko akhirnya menjawab perkataan Ismi.
Miko :
Bukan, ini emang gue aja yang ga peka. Seharusnya kalo gue peka, sesibuk apapun
gue bisa ngabarin mereka.
Ismi :
Gini aja, sekarang gue anter ke tempat mainan anak-anak. Dan lo bisa beli kado
sebagai permintaan maaf lo ke Marsya. Meskipun gue ga yakin sedihnya bakalan
ilang, tapi seenggaknya lo ada usaha buat menebus kesalahan lo.
Miko :
Bener juga, yaudah sekarang berangkat. Hari ini gue ga ada jadwal lagi kan ?
Ismi dan Miko pergi ke toko mainan
anak-anak. Miko belum pernah membeli kado untuk anak kecil, Ismi pun menyarankan
untuk memberikannya sebuah karpet puzzle dan lego untuk Marsya.
Malamnya Miko kembali pergi ke
apartemen, ia sudah membawa sebungkus kado besar untuk Marsya. Dara membuka
pintu dan masih kesal dengan Miko. Ia sebenarnya tidak ingin membiarkan Miko
masuk, tapi itu tidak mungkin karena ada batasan dimana ia bisa marah dan
tidak. Dan kali ini ia mungkin tidak bisa marah karena Miko ingin bertemu
dengan anaknya.
Marsya melihat Miko membawa sebuah
kado besar. Ia masih sedih karena insiden kemarin, jadi meskipun ia penasaran
dengan kado dari ayahnya, ia tetap diam menonton tv. Miko menghampiri Marsya
dan memberikannya kado. Ia tidak bisa memulai pembicaraan dengan Marsya, karena
itu ia hanya menyimpan kadonya di dekat Marsya dan duduk tak jauh dari Marsya
menunggu reaksi Marsya selanjutnya. Sementara Dara berada di dapur melanjutkan
masak untuk makan malamnya.
Marsya masih diam, sangat terlihat
bahwa ia penasaran dengan kado dari Miko. Dara melihatnya dan merasa kasihan
dengan Marsya. Sambil memasak ia berkata pada Marsya.
Dara : Marsya, apakah kado itu hanya
untuk dilihat ? Setidaknya ayahmu sudah memberikan kado, tidak kah sebaiknya
kamu berterimakasih ?
Marsya : Tapi bukankah Dara kemarin marah pada ayah ?
Dara : Ya, sangat marah. Karena ia
mengacuhkan gadis cantik sepertimu. Tapi sekarang bukankah ayah sudah datang
dan membawa kado.
Marsya : Tapi bukankah jika seseorang bersalah ia harus
meminta maaf, kenapa ayah membawa kado dan tidak meminta maaf ?
Miko diam mendengar perkataan Marsya,
ia sebenarnya ingin meminta maaf namun rasa malu mengalahkannya.
Dara : Kado itu mungkin permintaan
maafnya. Dara rasa, mungkin dia sedang sakit gigi sehingga tidak bisa bicara. Tapi
bagaimanapun, berterimakasihlah pada ayah karena dia sudah memberikan mu kado.
Perkataan Dara membuat Marsya senang,
ia tersenyum pada Miko. Miko membalas senyuman Marsya. Dan diluar dugaan Marsya
berterimakasih dengan memeluk Miko. Itu membuat Miko menjadi salah tingkah. Tidak
menyangka anaknya akan sebahagia ini. Setelah suasana menjadi hangat, Miko
meminta maaf pada Marsya, dan mereka membuka kado bersama.
Miko berfikir Dara masih marah padanya.
Ia tidak ingin pertengkarannya kembali berlanjut. Meskipun hubungannya dengan
Marsya sudah membaik, tapi sepertinya tidak dengan Dara. Karena itu, ketika
Dara selesai memasak, Miko memilih pamit pulang. Tapi Dara menahannya.
Dara :
Tidakkah kamu ingin makan bersama Marsya juga ?
Comments
Post a Comment